Saturday, June 13, 2020

Protes di Taiwan Seputar Isu Rasisme Melibatkan Suku Asli Pulau Itu




Bicara Taiwan, susah untuk melepaskan dari sebuah istilah terkenal, Austronesia. Sebab, banyak pakar mengamini Pulau Formosa yang menjadi pusat Taiwan sebagai induk dari Bangsa dan bahasa Austronesia. Kemudian menyebar ke banyak tempat, termasuk Indonesia

Dengan kata lain, penduduk asli Taiwan adalah Bangsa Austronesia yang menyebar seperti ke Filipina, Malaysia, Indonesia, Madagaskar, dan Oseania.

Secara garis besar suku-suku yang menjadi bagian dari bangsa ini terbagi menjadi dua kategori di Taiwan, yakni yang menempati dataran tinggi dan rendah. Suku-suku dimaksud misalnya, Suku Atayal, Bunun, Tsou, Saisiat, Paiwan, Puyuma, dan Ami. Yami (Tao), dan Suku Rukai.

Terkait protes terhadap isu rasisme yang dipicu kematian George Floyd di Amerika Serikat beberapa waktu lalu, ratusan orang memadati taman di pusat kota Taipei pada hari Sabtu (hari ini) untuk protes Black Lives Matter, dengan sekelompok penduduk asli Taiwan.

Ini untuk menarik perhatian pada diskriminasi terhadap penduduk asli pulau itu.

Seperti terlansir Reuters, Sabtu (13/6/2020, kegiatan itu dihadiri oleh lebih daripada 500 orang, kebanyakan orang asing, damai dengan hanya kehadiran polisi yang sangat ringan.

Sementara fokus utamanya adalah untuk menunjukkan solidaritas dengan protes anti-rasisme yang dipicu di seluruh dunia oleh kematian dalam tahanan polisi bulan lalu dari Afrika-Amerika George Floyd, penyelenggara juga ingin menarik perhatian ke beberapa masalah Taiwan sendiri.

Dilaporkan, Savungaz Valincinan, seorang etnis Bunun dari Taiwan tengah, naik ke panggung untuk merinci masa lalu yang sulit dari penduduk asli Taiwan, yang merupakan kurang dari 3% populasi pulau itu, dan menyerukan oposisi luas terhadap segala bentuk diskriminasi.

"Sementara penduduk asli Taiwan mungkin tidak menghadapi ancaman langsung  atau ketakutan seperti yang dihadapi warga kulit hitam Amerika di Amerika Serikat, banyak orang di masyarakat Taiwan mendiskriminasi mereka (suku asli), misalnya dengan menolak untuk menyewakan akomodasi kepada penduduk asli," kata Savungaz dari kelompok Front Pemuda Adat.

"Kami tidak menginginkan perlakuan khusus. Yang kami inginkan adalah hak paling dasar yang layak kami dapatkan sebagai manusia," katanya dengan tepuk tangan meriah.

"Kami keluar hari ini untuk mendukung gerakan ini bukan karena simpati - itu karena kami juga telah melalui luka didiskriminasi."

Sementara Taiwan telah membuat langkah besar dalam beberapa tahun terakhir untuk melindungi budaya dan bahasa masyarakat adat dan memastikan mereka diperlakukan secara adil.


0 comments: