Tuesday, May 26, 2020

Dominasi Cina Adalah Hal Terburuk yang Dapat Terjadi pada Peradaban Dunia




Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi bahwa Republik Rakyat Cina menjadi kekuatan super yang mendominasi dunia.

Perhatikan saja sejak kehadiran di petak politik internasional. Cina telah berhasil menguasai negara-negara di sekitarnya. Sebutlah Manchukuo, Tibet, Mongolia,  Turkistan Timur,  dan bagian dari wilayah India, yang didudukinya setelah perang Cina Indo 1962.

Daerah khusus terakhir itu, seperti dilaporkan organisasi media nirlaba yang berbasis di Chicago, AS, NewsGram, Cina sekarang mengklaim Provinsi India Arunachal Pradesh sebagai miliknya dan secara agresif mengklaim hak teritorial di Laut Cina Selatan dan pulau Senkaku. Pemerintah Cina mengatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya dan menolak pengakuan yang diberikan kepada Taiwan oleh negara lain.

Bahkan, Cina berusaha untuk menegakkan dominasinya atas negara-negara kecil dan lemah di sekitarnya seperti Pakistan, Nepal, Bangladesh, Sri Lanka, dan lainnya, dengan memberikan pinjaman, yang tidak mampu dibayar oleh negara-negara ini di masa mendatang.

Dengan memperhatikan metode dan target Cina tersebut, akan susah menemukan perbedaan antara pemerintah Cina saat ini dan Jerman pada masa Hitler. Cina mengandung ambisi Hitler terhadap hegemoni internasional. Dengan kata lain, Cina sangat mirip dengan Nazi, yakni sama-sama memiliki ambisi ekspansi teritorial negara-negara lain. Itulah sebabnya, tak sedikit orang menyebutnya Cinazi.

Cina sangat jelas terlihat ingin menduduki wilayah negara lain dengan paksaan atau kekerasan. Kesannya begitu bermain kasar.

Cina memiliki rezim totaliter dan tidak ada warga negara yang dapat bertahan di sana jika ia akan mengkritik Presiden Cina atau mempertanyakan keputusan pemerintah Cina. Sebagian orang menilai rezim diktator di Cina dapat disebut sebagai bentuk pemerintahan yang tidak beradab.

Maka, dominasi Cina adalah hal terburuk yang dapat terjadi pada peradaban dunia. Agaknya, ini yang perlu menjadi perhatian utama dalam perpolitikan global.

0 comments: