Sumber Yahoo News |
Muslim Rohingya. Minoritas dan teraniaya. Begitulah kenyataan pahit yang menimpa mereka. Sebagian menempati kamp di negara lain. Sebagiannya lagi terlunta-lunta di atas kapal.
Dikabarkan dua kapal terbaru pengungsi muslim Rohingya berada di perairan internasional. Mereka berusaha memasuki perairan Bangladesh.
Sedang Menteri Luar Negeri Bangladesh, A.K. Abdul Momen, seperti terlansir Yahoo News (23/4/2020) mengatakan bahwa Bangladesh telah memerintahkan peningkatan patroli di Teluk Bengal untuk menghentikan kapal yang masuk,
"Dua kapal yang membawa Rohingya berusaha masuk ke perairan kami," katanya, seraya menambahkan bahwa kapal-kapal itu mungkin berasal dari negara bagian Rakhine Myanmar setelah pertempuran antara militer dan kelompok pemberontak, atau "di tempat lain".
"Angkatan laut dan penjaga pantai kami dalam keadaan siaga dan mereka telah diperintahkan untuk tidak membiarkan kapal-kapal ini memasuki Bangladesh," lanjut Momen.
"Tidak ada lagi Rohingya akan diizinkan masuk," tambahnya yang dikutip media itu.
Dengan kata lain, Bangladesh tidak akan menerima dua kapal yang membawa ratusan pengungsi Rohingya yang dilaporkan kelaparan, kata menteri luar negeri negara itu ketika seruan meningkat untuk menyelamatkan warga Muslim yang terbuang.
Sementara itu, mengutip sumber yang sama, kontroversi baru mengenai Rohingya yang terdampar viral hanya seminggu setelah puluhan mati kelaparan di sebuah kapal yang ditinggalkan di laut selama dua bulan sebelum bisa mendarat.
Aktivis khawatir bahwa sejumlah besar Rohingya, minoritas Muslim yang dianiaya dari sebagian besar Buddha Myanmar, mungkin terperangkap di kapal dan tidak dapat mencapai negara lain.
"Kami berharap Bangladesh akan terus menyambut para pengungsi Rohingya di masa-masa sulit ini," kata Biraj Patnaik, direktur Amnesty di Asia Selatan.
Seorang pemimpin Rohingya di salah satu kamp pengungsi besar di distrik Bazar, Bangladesh, Cox mengatakan total ada sekitar 280 orang di kedua kapal itu seperti terlansir media tersebut.
0 comments:
Post a Comment