Tuesday, April 28, 2020

Atas Sumbangan Alat Medis, AS Berterima Kasih kepada Turki




Turki menjadi salah satu negara penyumbang alat medis kepada banyak negara lainnya. Salah satunya Amerika Serikat (AS).

AS masih menjadi negara paling parah terdampak Covid-19 dalam kasus dan kematian di seluruh dunia.

Dalam laporannya, Anadolu Agency, Selasa (28/4/2020) menyebutkan Amerika Serikat (AS) pada Selasa berterima kasih kepada Turki atas sumbangan peralatan medis dalam kerja sama untuk memerangi wabah Covid-19 di negara yang paling terdampak.

"Seperti upaya dunia memerangi Covid-19 selama masa krisis, koordinasi yang erat di antara sekutu dan mitra yang berpikiran sama adalah kunci untuk mengembangkan respons cepat dan efektif. Tidak ada satu pun dari kita dapat melakukan ini sendirian," ungkap Duta Besar AS untuk Turki David Satterfield melalui sebuah pernyataan.

"Atas nama Pemerintah AS, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada aliansi NATO kami, Turki atas sumbangan dermawan hari ini untuk peralatan medis dan peralatan penting lainnya," ujar dia.

Masih dari sumber yang sama, Satterfield menyebut sumbangan itu dijadwalkan akan dikirim melalui pesawat militer A-400M Turki ke Pangkalan Angkatan Udara Andrews dekat Washington hari ini.

Ini termasuk peralatan seperti masker N95, hazmat, dan pelindung wajah.

Mengutip media itu, dia menekankan bahwa sumbangan tersebut akan didistribusikan kepada mereka yang paling membutuhkannya di seluruh AS oleh Badan Manajemen Darurat Federal.

"Seperti maksud pengiriman ini, AS memiliki hubungan kuat dengan Turki, dan Turki adalah aliansi terpenting kami," kata duta besar itu.

"Kami menantikan untuk melanjutkan kerja sama dengan Turki dalam hal ini dan banyak prioritas bersama lainnya," tukas dia.

Pesawat-pesawat militer Turki juga telah mengirimkan alat kesehatan baru-baru ini ke Spanyol, Italia, Inggris, Serbia, Kosovo, Bosnia dan Herzegovina, Makedonia Utara, Montenegro, Libya dan Somalia.

Semoga Turki terus menjadi negara yang terdepan dalam perang melawan COVID-19 dari Wuhan itu.

0 comments: