Saturday, April 18, 2020

14 Aktivis Demokrasi HK Ditahan ketika Kepala Eksekutif Carrie Lam Berusaha Menciptakan "Cincin Teror"

Sumber The Sydney Morning Herald

Politik menciptakan konflik. Situasi benar bisa menjadi terbalik. Lalu berakhir dalam situasi pelik.

Agaknya itulah yang ada dalam pikiran sebagian orang. Bahkan, keinginan masyarakat sering berbenturan dengan ambisi para pelaku politik. Dan, bagi yang sangat haus kekuasaan politik, tega mengorbankan banyak nyawa demi kepuasan dirinya semata.

Sedang demi rakyat, entah diletakkan di mana?

Konflik berkepanjangan di Hong Kong adalah salah satu contoh benturan kuat antara rakyat yang menghendaki demokrasi penuh dan Pemerintah RRC yang berhaluan komunis. Secara, Hong Kong merupakan bagian dari RRC.

Beragam taktik politik pun dipraktikan di tempat bekas industri hiburan sempat merajai Asia. Seperti terlansir The Sydney Morning Herald, (18/4/2020), polisi Hong Kong menangkap 14 aktivis dalam penggerebekan pada hari Sabtu atas tuduhan berkumpul secara ilegal, dalam penumpasan terbesar terhadap gerakan pro-demokrasi di kota itu sejak pecahnya protes massal tahun lalu.

Dalam media itu dilaporkan, di antara mereka yang ditahan dalam kejadian itu adalah pendiri Partai Demokrat terkemuka dan pengacara senior Martin Lee (81), jutawan taipan penerbitan Jimmy Lai (71), dan mantan legislator dan pengacara Margaret Ng (72). Secara keseluruhan, sembilan mantan legislator ditangkap.

Mengutip sumber yang sama, Legislator Demokrat Claudia Mo, yang tidak termasuk di antara mereka yang ditangkap, mengatakan pemerintah kota, yang dipimpin oleh Kepala Eksekutif Carrie Lam, sedang berusaha "memperkenalkan cincin teror di Hong Kong".

"Mereka melakukan apa pun yang mereka bisa untuk membungkam, untuk mengalahkan, oposisi lokal," kata Mo, menunjuk pemilihan legislatif yang akan datang pada bulan September di mana demokrat berharap untuk memenangkan kembali kekuasaan veto dalam majelis kota.

Inspektur polisi Hong Kong, Lam Wing-ho, mengatakan kepada wartawan bahwa 14 orang berusia antara 24 -- 81 tahun ditangkap dengan tuduhan mengorganisasi dan berpartisipasi dalam "majelis tidak sah" pada 18 Agustus dan 1 dan 20 Oktober tahun lalu.

Lima dari 14 aktivis juga ditangkap karena mempublikasikan pertemuan publik yang tidak sah pada 30 September dan 19 Oktober, kata Lam.

Mereka semua akan muncul di pengadilan pada 18 Mei, tetapi Lam mengatakan lebih banyak penangkapan mungkin terjadi.

Serangan (penangkapan) itu menandai tindakan keras terbesar terhadap gerakan pro-demokrasi sejak awal protes anti-pemerintah di bekas jajahan Inggris pada Juni tahun lalu.

Pemerintah dan pejabat keamanan Hong Kong memang "menggambarkan" beberapa tindakan gerakan demokrasi sebagai aktivitas yang dekat dengan terorisme. Sebuah pelabelan yang kejam.

Dengan pelabelan itulah pihak berwenang Hong Kong semakin menggunakan "isu ancaman terorisme sesuai gambaran mereka tersebut" untuk membenarkan perlunya undang-undang keamanan nasional yang baru.

Dan, sebenarnya penangkapan 14 aktivis itu terjadi hanya ketika pejabat Pemerintah China daratan (RRC) dan Pemerintah Kota Hong Kong meluncurkan dorongan baru untuk hukum keamanan nasional yang lebih ketat di Hong Kong.

Padahal, di Hong Kong sendiri beberapa bulan ini relatif tenang di tengah penguncian sebagai imbas dari wabah pneumonia Wuhan atau COVID-19.

0 comments: