Saturday, March 28, 2020

Chinana Dotkhruea: Jika Saya Mati, Saya Ingin Mati di Negara Saya

Ilustrasi - Pixabay

Pandemi COVID-19 mempengaruhi beragam bidang kehidupan. Termasuk transportasi, baik darat, laut, maupun udara.

Mengutip Reuters, Sabtu (28/3/2020) ketika maskapai penerbangan di seluruh dunia memangkas penerbangan karena wabah COVID-19, layanan terakhir dari Singapura ke Bangkok berangkat pada hari Sabtu dengan hanya beberapa lusin penumpang, sebagian besar warga Thailand sangat ingin pulang untuk keluar dari pandemi.

"Jika saya mati, saya ingin mati di negara saya," kata Chinana Dotkhruea, warga negara Thailand berusia 66 tahun yang telah berada di Singapura merawat keponakannya.

Seperti terlansir media itu, setelah Thailand memberlakukan langkah-langkah darurat pada hari Kamis, negara itu melarang hampir semua orang kecuali warganya sendiri untuk memasuki negara itu dan menetapkan persyaratan ketat bagi orang Thailand untuk memiliki surat-surat khusus untuk masuk.

Singapore Airlines Penerbangan 972 pada hari Sabtu adalah layanan terjadwal terakhir ke Thailand. Tidak diketahui kapan penerbangan akan dilanjutkan.

Masih dari sumber yang sama, Bandara Changi Singapura hampir kosong, dengan hanya satu konter terbuka untuk penumpang yang mengantarkan barang bawaan. Di dalam terminal, staf maskapai berdiri di sekitar tanpa pelanggan yang peduli. Hampir semua penumpang memakai masker wajah dan beberapa memakai sarung tangan.

Penumpang lain, Ammara Viparsinon mengatakan dia takut jika dia tidak kembali ke Thailand dia mungkin terdampar.

Ammara, 33, mengatakan dia terkejut dengan harga tiket 600 dolar Singapura (sekitar $ 420), yang kira-kira dua kali lipat biaya penerbangan biasanya. Tetapi mengatakan dia merasa tidak ada pilihan, karena rute lain untuk masuk ke Thailand akan melibatkan koneksi panjang dan singgah dan bahkan lebih mahal.
"Risikonya terlalu tinggi, jadi saya lebih suka mengambil penerbangan langsung terakhir ini," katanya.

0 comments: