Sumber CNN |
Adalah Paul French yang merupakan penulis "Midnight in Peking" dan "City of Devils: A Shanghai Noir" menuliskan sejarah Kota Wuhan, Hubei, China dan telah dimuat CNN (23/2/2020). Dalam tulisannya, ia membawa pembaca ke masa-masa akhir Dinasti Qing. Sebuah dinasti yang didirikan Bangsa Manchuria dan sebagai dinasti terakhir di daratan China.
Mengawali tulisannya, ia menyebutkan bahwa dua generasi yang lalu, kota berpenduduk 11 juta jiwa ini (Wuhan) yang berada di persimpangan Sungai Yangtze dan Sungai Han, di Cina Tengah, dikenal dunia Barat sebagai kota industri yang besar.
Artinya, Wuhan masa itu sudah menjadi tempat yang di dalamnya banyak kekuatan Eropa dengan konsulatnya, perusahaan dagang utama Barat dan Jepang, perusahaan tekstil dan teknik internasional, serra memiliki pabrik dan kantor penjualan.
Selain itu, dalam tulisannya, ia juga menyebutkan Wuhan merupakan tempat lahir revolusi Cina pada tahun 1911. Dan, seperempat abad kemudian, kota itu berdiri sebagai Ibukota China Nasionalis.
Dengan kata lain, sebelum kota tersebut terkenal dan menjadi sorotan dunia sebagai tempat munculnya COVID-19 pada Desember tahun lalu, Wuhan sudah dikenal secara internasional.
Ya, dari pertengahan abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20, Wuhan adalah sebuah kota yang secara teratur muncul dalam pers internasional, juga sebagai pusat perdagangan untuk teh dan sutra di antara komoditas lainnya, yang secara langsung berdampak pada kehidupan orang-orang di Barat.
Tetapi, mengapa setelahnya Wuhan dilupakan Barat? Barulah setelah COVID-19 muncul, kota ini bak artis yang menjadi buah bibir dunia.
Jawaban pertanyaan di atas, tentu tak lepas dari sejarah berdarah daratan China. Seperti kita ketahui daratan itu memang terkenal dengan perebutan kekuasaan dengan peperangan, dari dinasti satu ke dinasti berikutnya. Bahkan, dua bangsa luar telah pula berhasil menjajah daratan China, yakni Bangsa Mongol yang mendirikan Dinasti Yuan dan Bangsa Manchuria yang mendirikan Dinasti Qing.
Paul French menuliskan dengan sangat jelas bahwa setelah kekacauan dan kehancuran Perang Dunia Kedua, Revolusi Komunis menjatuhkan Tirai Bambu dengan kuat. Perdagangan internasional terhenti, komunitas bisnis asing pergi, dan dunia Barat sebagian besar melupakan Wuhan.
0 comments:
Post a Comment