Tuesday, January 14, 2020

Mengenal Syahrian Tanjung Beserta Karya-Karyanya


Syahrian Tanjung merupakan pseudonim dari pria bernama asli Syahrian. Ia dilahirkan di Murung Pudak pada 7 Maret 1970. Kesehariannya aktif sebagai pendidik di SMA Negeri 1 Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Meski dirinya adalah guru mapel Matematika, namun menyukai sastra dan fotografi.

Puisinya pernah dimuat di Banjarmasin Post, Pelaihari Post, dan dalam antologi puisi Aruh Sastra Kalsel (tahun 2017 dan 2019), serta antologi puisi guru pada gerakan Akbar 1000 Guru Asean Menulis Puisi.

Berikut adalah puisi-puisi karyanya.

HANYA DIRIMU

Ketika kau putuskan menyudahi hubungan kita
Pada riang gerimis,  aku terpana
Dalam dada badai bergemuruh
Memetik rintik pada mataku:
cinta akhirnya meninggalkanku

Aku lari dalam guyuran hujan
Bersama derai air mata tertahan
Adakah yang lebih luka selain diputus cinta?
Akankah kutemukan penjahit luka?
Hujan sementara memelukku tanpa daya
Menemaniku menyusuri lorong sepi Kelam yang panjang

Semula kusangka kau segera jadi kenangan
Namun bertahun-tahun setelah itu
Kau masih dalam perangkap hatiku
Di setiap hujan yang luruh
Rapuh membawa bayanganmu
Membuka lukaku yang terpenjara
Menjerit tanpa suara: hanya dirimu yang kucinta

Jorong, 27 Des 2019


ZIARAH

Ombak pilu bergulung-gulung di kalbu
Saksi atas lakumu pada tanah pusaka
Pada pekik tangis-tangis masa lalu
Pada darah-darah yang mengaliri denyut nadi merdeka

Kelu
Diri telah tersembunyi dalam bilik sepi
Geram meradang tak berdaya
Lirih
Gumam dendang lagu juang

Pedih kupungut jejak-jejakku
Agar tak kau temukan taman ziarah
Untuk ratakan seremonial
Sekedar mengurai kata dusta

Pelaihari, 10 Oktober 2019


KEMBALI

Perempuan berwajah pualam
Mengirim tangisan lewat angin yang berhembus semilir
Lamat bisikan hati menyampaikan isak yang masih bertahan
Menekuri napak tilas kelam jiwa
Memungut serpihan-serpihan mutiara yang tersisa
Meronce menjadi kumpulan cahaya

Jorong, 30 Agustus 2017


SALING BERGANDENGAN

0, hari yang melelahkan bergayut pada kayuh jukung
menyongsong cahaya
Keriap gelombang senantiasa temani
persemaian rezeki di hamparan mata
Hati menghimpun harap: bahagia

Kita dikaruniai perairan yang kaya
tentang cinta
Kita berangkat bersama
Lalu pulang bersama
Saling bergandengan
Saling menguatkan

Larik damai adalah jalur
Akan memandu kita supaya tidak tersesat
Semua yang terjadi hanyalah penguji
Satu tujuan kita: kembali kepada-Nya

Jorong,  2018


SEPERTI MALAM-MALAM SEBELUMNYA

Aku yang terjatuh dan terkapar
Dalam pusara malam penuh tanya
Selalu terulang terlempar
Seperti malam-malam sebelumnya

Pelangi penghias mimpi
Luruh aku dalam genggamannya
Di pusaran tiada bertepi
Menjerit meronta tak berdaya
Sungguh tak berdaya

Di hadapanmu
Aku hadir kembali
Mengusung arak-arakan
Darah dan nanah

Duhai mata pembawa kesejukan
Pandanglah aku
Belaikan duka merajam ini
Bersama bisikan doa

Jangan biarkan
Kutelusuri malam
Bersama hunjaman-hunjaman belati
Seperti malam-malam sebelumnya

Jorong,  April 2011


SENYUMMU

Senyummu...
Laksana keindahan langit di pagi biru
Berderai mengelus kelembutan sukma
Adalah jembatan ke negeri-negeri keagungan
Berayun-ayun dalam mimpi malam purnama

Senyum itu pula
Menghamparkan rindu tanpa tepi
Saat matahari membakar kisi-kisi hati
Saat mandau menyabit mata cinta

Senyummu teruslah menyapa
Tiap kedipan mata
Membentang seluas samudera
Sepanjang perjalanan masa
Sampai waktunya tiba

Jorong,  April 2011

7 comments:

Unknown said...

Kereen Syahrian.. sukses terus yaa dansanak..

Khairani Piliang said...

Semakin matang dan berisi, mulai kaya majas. Sukses terus mas Syahrian dengan karya-karyanya.

Unknown said...

Kereeen ....Cik Gu Syahrian ...sukses teruuus

Haderi said...

mantap cik gu syahrian.......lanjutkeenn....

buso utam said...

wooow cik qu matematika, punya darah sastrawan

Unknown said...

goresan pena bertaburkan makna, selamat berkarya ....sukses selalu

mujeri said...

mantaap,lanjutkan