Tuesday, January 14, 2020

Mengapa Grup Sastra di Medsos Banyak yang Sepi?


Konon, dunia sastra juga bersentuhan dengan masyarakat umum. Para pembaca atau penikmatnya banyak dari luar kaum sastrawan. Itulah sebabnya, jangan heran jika ada novel yang dibaca berjuta-juta orang. Angka sebanyak itu mustahil kalau hanya dari kalangan sastrawan.

Lalu, bagaimana dengan grup-grup sastra di media sosial?

Beberapa hari yang lalu seorang teman "ngedumel" soal sepinya grup sastra yang ia dan teman-temannya motori. Maklum ia seperti itu. Sebab, di grup tersebut jumlah anggotanya ada 7 ribu lebih, tapi tiap "pikiran" yang dipublikasikan hanya ditanggapi secuil. Tidak lebih daripada 100 orang.

Waw! Ada apa ini? Apakah ada kaitannya dengan masyarakat umum seperti halnya bacaan novel di atas?

Kalau boleh saya bandingkan dengan grup lain, semisal Komunitas Bisa Menulis, satu postingan saja bisa mencapai ribuan tanggapan.

Pertanyaannya, apa penyebabnya hingga bisa demikian? Apakah karena grupnya beda? Orang-orang di dalamnya memiliki karakter yang berseberangan? Atau karena hal lainnya?

Sebenarnya, di grup yang saya sebutkan dengan jumlah penanggap ribuan tersebut, tidak terus-menerus seperti itu. Adakalanya jumlah penanggap lebih sedikit. Bahkan, ada yang hanya 6 orang.

Agaknya, asas umum karya tulis juga berlaku dalam hal ini. Apa?

Apa pun genrenya, setiap karya tulis tentu terdapat tema, diksi, kohesi, koherensi, dan sebagainya dari pembuka hingga penutup. Nah, tiap-tiap hasil tulisan yang dipublikasikan di grup, akan mendapatkan tanggapan dari orang-orang yang merasa terwakili dengan tema tertentu, misalnya. Atau bisa juga karena mendapatkan pencerahan, motivasi, atau sebatas kesesuaian dengan selera pribadi dari tulisan yang ia baca secara keseluruhan.

Jadi, jangan heran kalau sebuah tulisan hanya mendapatkan tanggapan yang jumlahnya sedikit. Mungkin saja kurang sesuai dengan yang diharapkan anggota grup tersebut.

Lantas, setelah grup ramai, bagaimana? Idealnya dilestarikan. Hindari rasa malas dalam mengelola grup di media sosial.

Begitulah kiranya.


0 comments: