Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah menjadi agenda yang bisa dikatakan ada setiap tahunnya. Tepatnya pada musim kemarau. Bahkan, warga negara tetangga semisal di Sarawak mengeluhkan dampaknya jika terjadi karhutla yang besar.
Besar tersebut dalam arti area yang terbakar luas sehingga menimbulkan kabut asap yang pekat.
Nah, tahun ini pun asap karhutla sudah mulai tercium, yakni oleh sejumlah warga di Kota Palangka Raya yang merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah.
"Beberapa hari ini, setiap pagi sekitar pukul 04.30 WIB meski samar-samar saya sudah mulai mencium bau kebakaran lahan dan lahan (Karhutla). Namun, keadaan ini belum sampai mengganggu aktivitas," kata Yunita, warga di Kelurahan Panarung, Kota Palangka Raya, seperti terlansir Antara, Minggu (14/7/2019).
Masih dari sumber yang sama, Sudirman (warga lain yang tinggal di Kelurahan Menteng, Palangka Raya) mengatakan, "Mendekati tengah malam hingga pagi hari bau asap mulai tercium, tetapi sejak matahari terbit hingga sore aroma kebakaran lahan dan asapnya menghilang."
Sudirman berharap pemerintah dapat segera melakukan antisipasi Karhutla, sehingga bencana kabut asap yang pernah melanda Palangka Raya tidak terulang kembali.
Sementara itu, Supriyanto yang merupakan Plt Kepala BPBD Kota Palangka Raya mengatakan khusus di wilayah Kecamatan Jekan Raya setidaknya 35 hektare lahan telah terbakar hingga mendekati periode pertengahan Juli ini.
Luas lahan yang terbakar tersebut belum termasuk lahan yang terbakar di empat kecamatan lain di wilayah "Kota Cantik" Palangka Raya.
0 comments:
Post a Comment