Sunday, March 17, 2019

Delapan Hal Menarik dalam Debat Cawapes Menuju Pilpres 2019

Debat Cawapres - You Tube


Tadi malam suasana tampak meriah. Kursi-kursi yang disediakan, penuh oleh para pendukung masing-masing cawapres yang akan menyampaikan visi dan misi, menjawab pertanyaan-pertanyaan panelis, saling bertanya dan memberikan tanggapan hingga debat yang santun. Panggung acara pun terlihat mewah dan menawarkan konsep ruang terbuka yang bersih.

Nah, dari jalannya acara, ada delapan hal yang menarik untuk disimak. Apa sajakah?

1. Lagu Indonesia Raya

Tidak seperti pembukaan debat pertama yang mempertemukan masing-masing capres-cawapres dan debat kedua antarcapres, pada pembukaan debat ketiga tadi malam yang mempertemukan kedua cawapres, lagu Indonesia raya dikumandangkan tanpa diiringi musik. Suasananya pun menjadi lebih khidmad dan sakral. Seluruh yang hadir terlihat khusyuk dalam alunan lagu kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

2. Pakaian yang Dikenakan

Dari kedua cawapres, tampak perbedaan yang cukup mencolok. Apakah itu? Cawapres nomor urut 01—Prof Dr (Hc) K.H. Ma'ruf Amin—mengenakan sarung sedangkan cawapres nomor urut 02—Sandiaga Salahuddin Uno—mengenakan celana panjang sesuai setelan jasnya. Mungkin sarung tersebut sebagai identitas seorang kiai dari kalangan Nahdlatul Ulama.

3. Mikrofon Ganda

Saat debat pertama, masing-masing capres-cawapres disediakan masing-masing satu mikrofon dengan tangkai lumayan panjang untuk bicara dalam posisi berdiri. Pada debat kedua ,masing-masing capres disediakan satu mikrofon tanpa kabel yang bisa digunakan saat duduk atau berdiri. Nah, tadi malam masing-masing cawapres disediakan dua mikrofon, yakni tanpa kabel dan yang khusus untuk bicara dalam posisi berdiri. Dan, uniknya, kedua cawapres selalu menggunakan yang tanpa kabel dalam posisi berdiri sehingga mikrofon yang sejatinya digunakan cawapres saat bicara dalam posisi berdiri itu malah tidak digunakan.

4. Adu Kartu

Dalam hal ini tentu bukan adu permainan kartu remi dan bukan pula kartu domino. Melainkan tiga kartu versus satu kartu. Cawapres nomor urut 01 akan mengeluarkan tiga kartu jika terpilih dalam pilpres mendatang, yakni kartu kuliah, kartu sembako murah, dan kartu prakerja. Sedang Cawapres nomor urut 02, yakni Sandiaga Salahuddin Uno hanya akan menggunakan satu Kartu Tanda Penduduk. Artinya, dengan teknologi yang super canggih, semua fasilitas, layanan, baik pendidikan, ketenagakerjaan, kesehatan, semua rumah siap kerja, PKH (program keluarga harapan), bahkan PKH plus hanya membutuhkan KTP. Jadi, kira-kira lebih nyaman tiga kartu? Atau hanya satu kartu sehingga tidak repot memasukkan ke dalam dompet? Itu terserah Anda.

5. Berdebat dengan Moderator Soal Waktu

K.H. Ma'ruf Amin, diingatkan moderator Putri Ayuningtyas dengan ramah bahwa waktu sudah habis, "Baik, waktunya sudah habis, Bapak. Mohon maaf!" 

Karena merasa waktu masih ada, cawapres nomor urut 01 itu pun merespon, "Masih ada waktunya."

"Waktu durasi broadcast kami sudah habis."

"Masih ada waktunya."

"Delapan menit, Bapak, totalnya."

Akhirnya K.H. Ma'ruf Amin pun menyadari waktu memang telah habis untuknya berbicara. 

6. Cawapres Menenangkan Pendukungnya

Sandiaga Salahuddin Uno terlihat selalu menenangkan para pendukungnya pada waktu-waktu yang berbeda saat acara berlangsung. Dan, menariknya mereka langsung tenang. Tidak ada lagi yang bersuara nyaring.

7. Penekanan pada Penguasaan Bahasa Indonesia oleh TKA

Selama ini banyak tenaga kerja asing dari China bekerja di Indonesia. Dari beberapa video diketahui banyak yang belum bisa berbahasa Indonesia. Padahal di Indonesia sendiri ada Program BIPA (Bahasa Indonesia bagi penutur asing). Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno, menekankan tentang hal itu. Maksudnya, para pekerja asing harus bisa berbahasa Indonesia jika hendak bekerja di negara ini. Hal itu tentu sangat baik dalam rangka pemertahana  bahasa Indonesia tercinta.

8. Ada Kutipan Pernyataan Bung Karno tentang Budaya


“1961 Bung Karno bertemu Menhan AS. Beliau mengatakan, ‘Tuan memiliki bom atom. Tapi kami memiliki seni budaya yang tinggi.’ Tepat 60 tahun setelah itu, Unesco menobatkan Indonesia super power dalam budaya,“ tutur Sandiaga Salahuddin Uno. 

0 comments: