![]() |
| Ilustrasi: Pixabay |
"Buatlah rakyat yang kamu pimpin tidak gemar membaca!"
"Mengapa demikian, Tuan Xi?"
"Agar aku bisa menguasai negara tersebut selamanya."
Presiden boneka itu pun mengangguk tanpa meneruskan pembicaraan.
Begitulah yang terjadi tiga ribu silam dalam legenda bumi miring. Ketika seseorang tidak lagi gemar membaca, maka ia akan ketinggalan dalam segala hal. Dirinya otomatis menjadi orang bodoh dan mudah sekali dikalahkan untuk dikuasai sepenuhnya.
Gerakan-gerakan antimembaca sebenarnya sudah terasa jelas pada zaman itu dengan dihadirkannya beragam permainan. Mulai dari boneka, robot-robotan, gambar-gambar, video dan aneka wujud menarik selain teks bacaan. Aplikasi-aplikasi judi juga disemarakkan tiada henti.
Dengan semangat yang tinggi sekali, rakyat negara yang dipimpin boneka milik Tuan Xi itu pun kian bodoh dan sangat terkebelakang. Alhasil, selama ribuan tahun rakyat di sana terus-menerus menjadi budak hina di kancah internasional.
Dari legenda di atas, bisa kita ambil pelajaran bahwasannya membaca sangatlah penting bagi manusia. Membaca merupakan langkah strategis menuju kedewasaan dan kecerdasan di semua lini kehidupan. Membaca sebenarnya juga sebuah aktivitas yang menyenangkan jiwa. Dengan membaca, kita bisa mengetahui sejarah, cerita-cerita menarik, aneka hiburan, dan banyak lagi.
Maka, biasakanlah membaca sejak dini. Jangan menunggu usia tua baru niat belajar membaca. Ajaklah anak-anak belajar membaca dengan menyenangkan. Komik yang berupa gambar disertai teks bacaan bisa menjadi pembuka kegembiraan dalam membaca awal bagi mereka.
Guru-guru di sekolah perlu turut menjadi contoh pembaca dalam kehidupan. Pamerkanlah aktivitas membaca kepada peserta didik. Jangan hanya bisa menyuruh membaca. Akan tetapi, juga baca dan bacalah buku atau bahan bacaan lainnya di lingkungan sekolah. Hidupkanlah pula perpustakaan dengan semaksimal mungkin.
Ini tugas bersama. Baca, baca, dan bacalah dengan bahagia.









0 comments:
Post a Comment