![]() |
Ilustrasi: Pixabay |
Mungkin tidak banyak yang tahu bahwasanya sastra dan kecantikan sangat erat dalam perjalanan sejarah dunia. Hal paling mendasar yang tak terbantahkan adalah, keduanya berkaitan dengan yang namanya manusia. Ya, pelaku sastra dan pemilik kecantikan adalah manusia-manusia yang hidup dan berkembang.
Berangkat dari sana kita dihadapkan pada kenyataan, baik sastra, maupun kecantikan menjadi kesenangan tersendiri dalam masyarakat. Mulai dari kelompok kecil hingga yang paling luas. Keduanya merupakan keindahan yang disukai dan diburu.
Karya-karya sastra, berupa puisi, prosa fiksi, dan drama dinikmati masyarakat dari waktu ke waktu. Begitu pula dengan kecantikan. Bahkan, tak jarang kecantikan masuk dalam sastra.
Hal terakhir di atas bisa terjadi karena para sastrawan memasukkan tokok-tokoh berwajah cantik dalam karya-karya mereka. Selain itu, ketika ada sastrawan berwajah cantik hadir dalam sebuah acara sastra, misalnya, para sastrawan berjenis kelamin laki-laki akan mendekati dan kalau bisa menjadikannya sebagai pasangan hidup.
Dan, masih menyambung soal "mendekati" tersebut, itu tidak terbatas pada pertemuan langsung. Maksudnya, saat wajah sastra dihadapkan pada kecanggihan teknologi, hal ini berlaku pula di media sosial. Sebagai contoh, saat ada yang memublikasikan foto kebersamaan dengan sastrawan cantik, "postingan" itu ramai dibanjiri para sastrawan laki-laki.
Wow sungguh keduanya sangat berkaitan erat. Dan, agaknya akan terus berlanjut hingga titik akhir zaman.
0 comments:
Post a Comment