Friday, February 19, 2021

Mengenal Usmar Ismail, Seorang Sastrawan, Sutradara, dan Tentara Masa Penjajahan Belanda


Ia dikenal sebagai seorang sastrawan dan sutradara film Indonesia yang berdarah Minangkabau. 

Usmar Ismail lahir pada tanggal 20 Maret 1921. Dirinya dianggap sebagai warga pribumi pelopor perfilman di Indonesia. Sebelum berkecimpung di dunia sinema, Usmar berprofesi sebagai seorang tentara pada masa penjajahan Belanda.

Setelah itu, ia menjadi sutradara film dan mendirikan Perfini, studio film pertama di Indonesia, pada awal 50-an. Usmar kemudian melanjutkan studinya di Universitas Los Angeles jurusan film dan mendapatkan gelar Bachelor of Arts pada tahun 1952--1953. Usmar meninggal dunia pada 2 Januari 1971. 

Karya-karyanya yang berupa drama, seperti Mutiara dari Nusa Laut (1943), Mekar Melati (1945), dan Sedih dan Gembira (1950). Kumpulan Puisi adalah Puntung Berasap (1950). Sementara karya lainnya Pengantar ke Dunia Film dan Usmar Ismail Membawa Film (editor J.E. Siahaan) (1983).

Berikut puisi pilihan karyanya.

Jembatan

Bulan terang, jalan tak sunyi
Kelana sepasang hati bersemi
Malam benderang, angin meneduh
Pandangan tenang, kalbu meriuh.

Jembatan terbentang 'kan tempat lalu
Lampu terpasang menyala restu
Damai dan aman jalan menyayu
Hanya di bawah air menderu!

Bernyanyi jiwa sunyi bertanya,
Jembatan ini ke arah mana,
Adakah ini penghubung rasa
Di atas lembah gemuruh masa?

Sumber puisi di atas: Kesusastraan Indonesia di Masa Jepang (Balai Pustaka, 1975)

-----------------------

Sumber tulisan: Buku Lautan Waktu dan Wikipedia

Sumber foto: Wikipedia


0 comments: