Kota Ganja telah diserang. Serangan tersebut menunjukkan bahwa penyerang tidak akan menahan diri untuk melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Lantas apa tanggapan dunia menyikapi kekejaman ini?
Dilaporkan Anadolu Agency, Minggu (4/10/2020) Turki mengecam keras serangan terbaru Armenia di kota terbesar kedua di Azerbaijan, Ganja, Minggu (hari ini).
"Serangan-serangan ini merupakan indikasi keputusasaan yang telah dialami Armenia dan bahwa mereka tidak akan menahan diri untuk melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan tujuan melanjutkan pendudukan ilegal," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan tersebut lebih jauh menekankan bahwa penargetan warga sipil di Ganja adalah "manifestasi baru dari sikap melanggar hukum Armenia".
Menekankan bahwa Armenia telah melanggar semua prinsip hukum humaniter, terutama Konvensi Jenewa, kementerian tersebut mengatakan Armenia menyerang pemukiman sipil di luar zona konflik yang didudukinya.
"Armenia adalah penghalang terbesar bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan itu," kata Kementerian Luar Negeri.
Masih dari sumber yang sama, Turki sekali lagi menyatakan dukungannya untuk Azerbaijan, sebuah negara yang menyatakan tidak akan tunduk pada provokasi Armenia, bahwa ia menggunakan haknya untuk membela diri yang timbul dari hukum internasional di dalam perbatasan yang diakui secara internasional dan bahwa ia membuat semua upaya yang mungkin untuk mencegah kerugian bagi penduduk sipil.
Diketahui bahwa hubungan antara dua bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.
Hal yang paling dirasa manusiawi selama ini dari tanggapan internasional adalah berbagai resolusi PBB, serta banyak organisasi internasional, menuntut penarikan pasukan pendudukan.
0 comments:
Post a Comment