Dilaporkan Daily Sabah, Rabu (2/9/2020) menurut Muhittin Ataman salah satu alasan utama kebijakan antiTurki oleh Yunani adalah perubahan dramatis dalam keseimbangan kekuatan antara Turki dan Yunani.
Ia mengatakan bahwa Turki mulai bermain di liga atas dan menjadi kekuatan regional utama. Oleh karena itu, Yunani telah berusaha untuk mencegah kebangkitan lebih lanjut dari kekuatan Turki di wilayah tersebut, dan untuk alasan ini, Yunani terus menerus mencoba untuk memprovokasi Turki dan mendorongnya melewati batasnya.
Kemudian, dengan menyatakan telah diincar oleh Turki, Yunani meminta semua negara Barat untuk mempertahankan kepentingan nasionalnya di kawasan itu. Yunani pertama kali memukul Turki dan kemudian mulai menangis, mengklaim bahwa Turki memukulnya.
Yunani melanggar banyak prinsip hukum internasional, tetapi masih mengklaim bahwa Turki bertindak secara sepihak di wilayah tersebut.
Masih dari sumber yang sama, kebijakan Yunani yang antagonis terhadap Turki disebut Ataman mirip dengan kebijakan antiTurki di Armenia.
Lebih lanjut, dirinya berpendapat tampaknya para pejabat Yunani terus memanfaatkan ketegangan dengan Turki sebagai instrumen dalam politik domestik mereka. Artinya, para pejabat Yunani memperalat gerakan antiTurki untuk konsumsi domestik.
Yunani, misalnya, mendukung setiap aktor antiTurki atau nonnegara.
Mengutip media itu, saat ini, Yunani menjadi tuan rumah bagi ribuan anggota Gülenist Terror Group (FETÖ) di negara tersebut. Pemerintah Yunani telah mendukung, mendanai dan melatih kelompok teroris melawan Turki. Sayangnya, sejauh ini, tidak ada negara Barat yang mempertanyakan kebijakan Yunani yang tidak bersahabat dan bermusuhan terhadap Turki ini.
0 comments:
Post a Comment