Wednesday, May 20, 2020

Korona Itu Sudah Tidak Ada!




Judul di atas adalah salah satu kalimat yang keluar dari mulut salag seorang warga. Sebelumnya pria paruh baya tersebut juga mengatakan, "Jangan takut dengan korona!"

Ketika ia bicara soal sholat Tarawih pun responsnya sangat berani. Dengan mimik wajah serius dirinya mengatakan bahwa di tempatnya, sholat Tarawih  dilaksanakan secara normal di mushola. Orang-orang di lingkungan tempat ia tinggal menunaikannya sebanyak 20 rakaat plus 3 rakaat Witir.

Ketika saya tanya apakah sama sekali tidak ada petugas yang memantau, pria berkumis ini menjawab dengan lantang, "Tidak ada!"

Lalu, saya tanya lagi bagaimana kalau suatu saat ada petugas yang datang. Ia naik darah, "Akan kami lawan!"

Begitulah percakapan kami sore itu di salah satu warung es buah.

Mungkin Anda akan berpikir pria tersebut masyarakat awam yang berpendidikan rendah. Jika demikian yang Anda pikirkan, maka itu jauh dari kenyataan. Ia pernah menjadi anggota DPRD dan mantan ketua RT yang disegani. Ia biasa dipanggil Parete (plesetan dari Pak RT).

Selain respon seperti itu, ada lagi sebagian masyarakat yang percaya bahwa virus korona/corona atau COVID-19 merupakan hoax.

"Ya itu. Sedikit-sedikit korona. Sedikit-sedikit korona. Orang sakit biasa disebut korona!" ucap salah seorang warga yang lain.

Sebutlah namanya Kawat. Pria yang satu ini sangat menganggap biasa virus korona. Bahkan, ia berpikir korona hanyalah permainan elit politik. Senada dengan dua respons sebelumnya, ada lagi sebagian masyarakat yang menganggap bahwa virus ini sudah hilang seiring wafatnya sebagian ulama.

Memperhatikan respons-respons masyarakat di atas wajar jika ada jalan raya, mal, dan tempat-tempat umum masih ramai meski diterapkan PSBB. Dan, apa dampaknya? Sudah terbukti ada peningkatan jumlah pasien COVID-19.

Lantas, bagaimana jika PSBB dilonggarkan?

0 comments: