Monday, April 6, 2020

Sisi Lain COVID-19, Pabrik-Pabrik Jahit Gaza Berusaha Penuhi Permintaan Alat Pelindung yang Meningkat

Sumber Arab News

Warga di Jalur Gaza menderita resesi ekonomi yang parah karena blokade Israel yang telah diberlakukan padanya selama sekitar 14 tahun. Tingkat pengangguran mencapai 52 persen selama 2019, menurut Biro Statistik Pusat Palestina.

Akan tetapi, selama wabah COVID-19 terus meluas dan menjadi pandemi global, permintaan alat pelindung meningkat di Gaza.

Sebutlah Emad Haboub, seperti terlansir Arab News (7/4/2020) yang bekerja sepanjang waktu untuk menghasilkan pakaian pelindung karena permintaan yang meningkat di seluruh dunia sebagai imbas dari penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19).

Pabriknya dulu memasok rumah sakit sebelum krisis, tetapi dia sekarang memproduksi alat pelindung, seperti baju medis, untuk dijual ke pasar lokal maupun Tepi Barat.

"Kami saat ini bekerja setiap hari, bahkan pada akhir pekan dan selama 12 jam sehari, untuk memproduksi alat pelindung untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat," Haboub (47) mengatakan kepada Arab News.

"Ada kekurangan akut bahan baku di Jalur Gaza, dan kami saat ini berusaha mengimpornya dari luar negeri sehingga kami dapat melanjutkan pekerjaan," tambahnya.

Sementara kebutuhan pasar lokal dapat dipenuhi, permintaan di Tepi Barat meningkat setiap hari dengan munculnya kasus yang dikonfirmasi. Setidaknya 252 warga Palestina telah terinfeksi COVID-19, 12 di antaranya berada di Jalur Gaza sementara sisanya di Tepi Barat dan satu kematian telah dilaporkan di sana.

Masih dari sumber yang sama, Majed Shubair, yang telah menjahit selama 40 tahun, percaya bahwa periode saat ini adalah salah satu yang terbaik dalam hal kerja berkelanjutan sejak Hamas mengambil kendali atas Jalur Gaza pada 2007.
“Saya bekerja sepanjang minggu tanpa henti, dan ini belum terjadi selama bertahun-tahun,” kata Shubair, yang memiliki 7 anak.

"Kami berharap bahwa krisis global ini berakhir, tetapi pada saat yang sama kami berharap bahwa pekerjaan terus berlanjut dan bahwa Jalur Gaza dapat hidup seperti bagian dunia lainnya. Kami telah menderita selama bertahun-tahun tanpa jeda.”

Kemudian, Hassan Shehada (56) yang pabrik jahitnya telah memproduksi pakaian untuk pedagang Israel selama bertahun-tahun, telah beralih memproduksi masker medis, yang telah ia lakukan selama tiga minggu sekarang.

“Dengan penutupan pasar dan toko di Israel, produksi pakaian untuk pedagang Israel tidak lagi penting. Permintaan masker medis telah meningkat, dan produksi di sini telah bergeser,” kata Shehada.

“Saya memproduksi untuk pasar lokal, tetapi ada kekurangan bahan baku. Tanpa mereka, saya tidak bisa berproduksi untuk Jalur Gaza,” katanya.

0 comments: