Monday, April 20, 2020

Kemunculan Ribuan Cacing di Jateng, Antara Analisis Pakar dan Komentar di Medsos

Ilustrasi cacing lucu agar tidak terkesan menjijikkan - Pixabay

Kemuncukan ribuan cacing di Jateng, tepatnya Solo, Klaten, dan Boyolali akhir pekan kemarin membuat heboh. Bukan hanya warga setempat, tetapi juga medsos pun turut membicarakannya.

Cacing-cacing itu muncul di permukaan tanah secara serentak. Beragam spekulasi meramaikan dunia maya terkait fenomena langka ini

Ada yang berpendapat hal itu sebagai akibat penyemprotan disinfektan berkenaan dengan COVID-19. Ada juga yang mengaitkannya dengan dinamika gempa. Sebab, pada tahun 2006 lalu, yakni sebelum gempa di Yogya, ada kemunculan cacing di Bantul.

Mengenai gejala gempa ini, memang ada hasil penelitian bahwa cacing paling sensitif terhadap getaran. Ini karena cacing mempunyai daya sensitifnya yang tinggi.

Di atas adalah contoh sebagian komentar atau pendapat di medsos. Lalu bagaimana kata pakar lingkungan hidup?

Mengutip Sindonews, Senin (20/4/2020) pakar lingkungan hidup dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prabang Setyono, mengatakan prediksi  kuat adalah karena faktor kelembaban tanah yang berkurang atau drop karena perubahan cuaca.

Ia menjelaskan bahwa jika kelembaban tanah sekitar 15-30% tidak terpenuhi, maka cacing akan keluar untuk mencari zona nyaman. Karena keluarnya serentak, maka dirinya menyebut hal itu sebagai fenomena alam dan bukan karena pencemaran. Karena fenomena alam dan tidak terjadi biasanya, maka disebut anomali dari fenomena alam.

"Masa transisi 1--2 bulan dinamika perubahan lingkungannya begitu cepat," katanya.
"Jadi sementara ini yang terkuat adalah karena musim transisi, kondisi tanah panas dan kelembaban berkurang. Sehingga cacing mencari kenyamanan," simpulnya.


0 comments: