Thursday, January 3, 2019

PAKASIH, PUISI BANJAR GENRE LAMA BERCORAK MANTRA


ETIMOLOGI DAN DEFINISI
Secara etimologis Pakasih berasal dari kosakata bahasa Banjar kasih, artinya kasih.
Pakasih adalah mantra Banjar yang difungsikan sebagai sarana magis untuk mengguna-gunai lawan jenis agar menjadi semakin bertambah kasih kepada penggunanya.
Ciri utama pakasih terletak pada adanya kosakata yang berkonotasi permohonan agar lawan jenis pengguna menjadi semakin bertambah kasih kepadanya.
Pakasih hampir mirip bentuk dan fungsinya dengan papikat.  Bedanya, objek mantra yang dituju dalam pakasih bersifat perseorangan (sudah jelas si anu), sedang objek mantra yang dituju dalam papikat masih bersifat umum (siapa saja).

CONTOH-CONTOH PAKASIH

PAKASIH LAWAN JENIS (1)
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Tikna tiknu hatinya hatiku
Yaitu katanya kukang
Sali inya kawa bapisah
Kukang laki kukang bini
Maka inya hanyar kawa
Bapisah lawan diaku
Tikna tiknu hatinya hatiku
Yaitu katanya (sebut nama)
Sali inya kawa bapisah
Tuan lawan budaknya
Maka inya hanyar kawa
Bapisah lawan diaku
Barakat Laa Ilahaa Illallah
Muhammadarrasulullah
(Ismail dkk, 1993:149)

PAKASIH LAWAN JENIS (2).
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Panahku panah Arjuna
Kupanahakan ka gunung
Gunung runtuh
Kupanahakan ka sungai
Sungai karing
Kupanahakan ka angin
Angin tamandak
Kupanakahan ka burung
Burung tagagur
Kupanahakan lawan
Si ….… (nama orang)
Rabah rubuh imannya
Kapada diriku
Barakat Laa Ilahaa Illallah
Muhammadarrasulullah
(Ismail dkk, 1993:149)

Pakasih lawan jenis adalah mantra Banjar yang difungsikan sebagai sarana magis untuk mengguna-gunai lawan jenis agar menjadi semakin bertambah kasih kepada penggunanya. Upaya pencapaian tujuan fungsional Pakasih di atas itu dilakukan dengan cara yang bersangkutan membacakannya di dalam kamar. Selain itu untuk memperteguh upaya magisnya itu maka pada saat membacakan Pakasih dimaksud yang bersangkutan harus memandangi potret diri lawan jenis yang diguna-gunainya.
Dalam praktek fungsionalisasinya di lapangan, Pakasih di atas harus dibaca ulang secara utuh dalam hitungan ganjil 3,5,7 dst. Praktek pembacaan ulang yang demikian itu menjadikannya sebagai puisi bebas yang berulang penuh secara keseluruhan (repitisi utuh yang berulang penuh).
Selain membaca Pakasih dan memandangi potret diri lawan jenis yang diguna-gunainya, seseorang juga lajim memanfaatkan tuah magis yang terdapat pada batu kacubung, buluh parindu, minyak balincung, minyak kijang putih, minyak kukang, atau minyak kuyang sebagai sarana magis untuk membuat lawan jenisnya menjadi bertambah cinta, bertambah kasih, bertambah sayang, dan selalu merindukan kehadirannya (bahasa Banjar, karindangan).
Batu Kacubung, bahasa Banjar artinya batu Kecubung. Batu Kacubung adalah sejenis batu alam berwarna ungu. Termasuk barang hasil tambang yang banyak ditemukan di perut bumi daerah Kalsel. Upaya untuk mencapai tujuan fungsional yang demikian itu dilakukan dengan cara menjadikannya sebagai mata cincin (laki-laki) atau buah kalung (wanita).
Buluh parindu, bahasa Banjar artinya bambu yang dapat membuat orang lain menjadi rindu. Buluh parindu adalah ranting kecil yang berasal dari sejenis tanaman bambu yang terselip di dalam sarang burung elang. Buluh parindu termasuk benda langka yang sulit sekali diperoleh, karena sarang burung elang berada di atas puncak pohon yang tinggi. Selain itu, tidak semua sarang elang dibuat dengan mempergunakan buluh parindu. Upaya untuk mencapai tujuan fungsional yang demikian itu dilakukan dengan cara menjadikannya sebagai jimat pengasihan. Buluh parindu dibungkus dengan kain kuning.
Minyak balincung, bahasa Banjar artinya minyak balencong. Balincung merujuk lampu pengatur cahaya dalam pertunjukan wayang kulit. Sesaat sebelum pertunjukan wayang kulit dimulai beberapa penonton yang berkepentingan meletakkan botol kecil berisi minyak wangi pada lampu balencong. Upaya untuk mencapai tujuan fungsional yang demikian itu dilakukan dengan cara mengoleskan minyak balincung pada kulit tubuh lawan jenisnya atau dicampurkan pada makanan yang disantapnya.
Minyak kijang putih, bahasa Banjar artinya minyak kijang putih. Dibuat dari daging kijang putih yang direndam sekian lama ke dalam minyak kelapa. Minyak kelapa hasil rendaman itulah yang disebut minyak kijang putih. Upaya untuk mencapai tujuan fungsional yang demikian itu dilakukan dengan cara mengoleskan minyak balincung pada kulit tubuh lawan jenisnya.
Minyak Kukang, bahasa Banjar artinya minyak kukang. Dibuat dari daging kukang laki dan kukang bini yang yang direndam sekian lama ke dalam minyak kelapa. Minyak hasil rendaman daging kukang inilah yang kemudian disebut sebagai minyak kukang tersebut. Minyak kukang diyakini mempunyai tuah magis yang dapat difungsikan sebagai sarana untuk membuat lawan jenis menjadi bertambah cinta, bertambah kasih, bertambah sayang, dan selalu merindukan kehadirannya. Upaya untuk mencapai tujuan fungsional yang demikian itu dilakukan dengan cara mengoleskan minyak kukang pada kulit tubuh lawan jenisnya atau dicampurkan pada makanan yang disantapnya.
Minyak kuyang, bahasa Banjar artinya minyak kuyang. Belum diperoleh informasi yang pasti tentang bahan dasar dan cara pembuatan minyak kuyang. Kuyang, bahasa Banjar artinya hantu wanita pengisap darah. Minyak kuyang dimiliki oleh seorang wanita pengamal ilmu hitam yang bersifat pengasihan dan pesugihan. Minyak kuyang difungsikan sebagai sarana untuk membuat wajah seorang wanita menjadi tampak cantik jelita. Melalui kecantikan yang dimilikinya itu wanita yang bersangkutan mampu membuat suaminya menjadi bertambah kasih (fungsi pengasihan). Namun, selain itu, minyak kuyang juga dapat difungsikan sarana pesugihan. Jika uang yang yang sudah diolesi dengan minyak kuyang dibelanjakan untuk membeli suatu barang, maka semua uang milik pedagang itu akan melengket dan ikut terbang ke rumah pemilik minyak kuyang. Upaya untuk mencapai tujuan fungsional yang demikian itu dilakukan dengan cara mengoleskan minyak kuyang secara melingkar di leher pemiliknya. Namun, tidak hanya itu, untuk memperkuat tuah magis minyak kuyang, wanita yang bersangkutan juga harus mengisap darah wanita lain yang sedang menjalani proses persalinan. Kekuatan ilmu hitam yang dimilikinya membuatnya dapat menghilangkan tubuhnya dari pandangan mata orang lain. Sehingga, pengisapan darah korbannya dapat dilakukannya tanpa harus memperlihatkan wujud fisiknya secara nyata kepada wanita yang sedang diisap darahnya itu. 
Mulut yang komat-kamit ketika membaca Pakasih, potret diri lawan jenis, batu kacubung, buluh parindu, minyak balincung, minyak kijang putih, minyak kukang, dan minyak kuyang itulah yang secara terpisah-pisah atau secara kumulatif diyakini menjadi sumber kekuatan magis yang dapat mengetuk hati lawan jenis yang dituju. Begitu hatinya terketuk, maka dengan serta merta rasa cinta, rasa kasih, rasa rindu, dan rasa kasihnya akan menjadi semakin bertambah besar.

Berminat membaca genre lama lainnya dari puisi Banjar? Jika berminat, silakan beli buku SASTRA BANJAR GENRE LAMA BERCORAK PUISI yang ditulis oleh Endang Sulistyowati dan Tajuddin Noor Ganie melalui nomor 08195188521. 




0 comments: