![]() |
| Ilustrasi: Pixabay |
Ini bukan fiksi. Bukan pula komedi. Mungkin bagi banyak orang "kedengarannya" aneh. Atau bisa jadi unik dan menarik untuk ditelisik.
Bagaimana bisa ada tempat tidur di setiap ruang kerja? Bukankah ruang kerja disediakan untuk bekerja? Bukan untuk tidur!
Ah, itu pertanyaan-pertanyaan dari pemikiran kuno. Ya, pemikiran zaman dengan otak yang beku. Apa-apa dimaknai secara sempit dan primitif. Itulah mengapa dinamakan otak "batu" yang dibawa jalan-jalan di era kekinian.
Lantas, apakah maksudnya kita bekerja dalam mimpi? Tentu saja tidak. Jika bekerja dalam mimpi, agaknya itu melampaui kemajuan teknologi saat ini. Waaah jadi membayangkan teknologi masa depan. Akankah ada alat yang memungkinkan kita bekerja dalam mimpi?
Lupakan itu! Masa depan tak ada yang tahu. Peramal sekalipun hanya bisa memprediksi semata. Keakuratannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Dari pengalaman di lapangan lah yang menjadi bahan pemikiran untuk ke depan.
Dan, semoga hari besok akan lebih baik lagi. Nah, agar itu terwujud, alangkah baiknya kualitas hidup pun diperbaiki. Kebiasaan sehari-hari idealnya diperhatikan. Contohnya waktu tidur. Di dunia kesehatan, ada prinsip jika kita mengantuk, maka obat terbaik adalah tidur. Jangan memaksakan diri untuk selalu dalam keadaan terbangun saat mengantuk.
Tidur adalah istirahat terbaik. Di sinilah letak pentingnya tidur untuk tubuh kita. Saat mata sudah tidak bisa ditoleransi lagi, kewajiban kita adalah tidur. Lepaskan segala aktivitas kerja. Lalu bersegeralah menuju tempat tidur yang disediakan di ruang kerja masing-masing.
Setelah terbangun, tubuh akan segar dan mulailah kembali bekerja dengan kondisi yang prima. Hasil kerja pun tentu akan lebih memuaskan daripada saat dikerjakan dengan kondisi tubuh yang lelah.
Sekali lagi ingat baik-baik, tidurlah untuk kondisi tubuh prima agar kualitas kerja dapat maksimal dan mendapatkan hasil gemilang.









0 comments:
Post a Comment