Tuesday, March 9, 2021

Sekilas tentang Rosihan Anwar


ROSIHAN ANWAR lahir di Kubang Nan Dua, Sirukam, Kabupaten Solok, 10 Mei 1922--meninggal di Jakarta, 14 April 2011  Merupakan sastrawan Angkatan '45. Dan, istilah “Angkatan 45” itu sendiri dalam kesusastraan konon berasal dari Rosihan.

Selain itu, dia adalah tokoh pers, sejarawan, dan budayawan Indonesia. Rosihan merupakan salah seorang yang produktif dalan menulis.

Tentang pengalamannya di bidang sastra, dimulai dengan mempublikasikan puisi-puisinya di berbagai media massa pada waktu itu, antara lain, di Majalah mingguan politik dan budaya Siasat, serta, Surat Kabar Asia Raya dan Merdeka.

Kemudian, beberapa puisinya juga dimasukkan H.B. Jassin ke dalam bukunya Kesusastraan Indonesia di Masa Jepang

Dirinya menerjemahkan pula puisi-puisi asing ke dalam bahasa Indonesia. Di antaranya, puisi yang ditulis oleh pahlawan kemerdekaan Filipina, Yose Rizal, yang berjudul Mi Ultimo Adios (salamku yang terakhir), diterjemahkan Rosihan menjadi Selamat Tinggal

Sementara terjemahan Rosihan yang lain adalah sebuah puisi dari Henriette Roland Holts, penyair Belanda yang sangat terkenal di Indonesia pada tahun 1940-an. Adapun puisi yang diterjemahkan oleh Rosihan tersebut, kemudian, dipasang menghiasi tugu batu pualam Taman Makam Pahlawan Taruna, Tangerang.

Berikut puisi pilihan karyanya.

Lukisan
        kepada Perjurit

Di atas trem penuh pepak
Di sudut saja tempatku tegak....

Duduk di depanku Prajurit muda
Selurus sikapnya "lukisan" nyata:
Contoh manusia

                    Tenang tegap
                        Insafkan diri
                           Berharga tinggi,
                              tak sudi
                           Diperkuda-kuda....

Memandang "lukisan” berkata hatiku:
Beginikah harus Pemuda selalu
Penuh percaya kesanggupan diri
Jiwa utama pendirin pasti
Kuat bercita bertujuan suci....

Perjurit muda tiada kukenal
Walaupun engkau tidaklah tahu:
Tapi di hati kutanam janji
  Bersaudara kita semenjak kini
    Sambut tanganku, satu tujuan:
       Mari menyusun Kemenangan!
          Lamalah sudah Bangsa menanti...!

Semakin banyak masuk penumpang
Trem meluncur ke Tanah Abang....

Sumber: Kesusastraan Indonesia di Masa Jepang (Balai Pustaka, 1975)

Di bawah ini video pembacaan puisi di atas:



------------------------------------------------------

Sumber tulisan: Wikipedia dan buku Lautan Waktu

Sumber foto: Wikipedia

0 comments: