Wednesday, November 4, 2020

Sejumlah Toserba di Indonesia Memboikot Produk Prancis, Jangan Menjadi Ateis!



Prancis sedang menjadi buah bibir di kalangan umat Islam. Betapa tidak? Pemerintahan negara yang kini dipimpin Emmanuel Macron itu telah melukai hati sebagian besar muslim dunia. 

Seperti terlansir Anadolu Agency, di Jawa Timur dan Kalimantan Barat, "Basmalah", jaringan toko swalayan milik masyarakat yang berbasis di kota Pasuruan, memindahkan produk Prancis dari 180 gerainya untuk disimpan di gudang.

Jaringan lainnya, yakni "Koperasi Syariah 212" di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, juga ikut mengkampanyekan boikot produk Perancis. Mereka menggantinya dengan produk lokal yang dibuat oleh UKM Indonesia. 

Lalu juga turut bergabung dalam kampanye tersebut adalah 'Indragiri Mart", supermarket yang terletak di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

Diketahui kampanye boikot ini akan berhenti jika Presiden Prancis itu meminta maaf kepada seluruh umat Islam. 

Lalu bagaimana dengan perekonomian pascabiokot berjalan? Sebutlah karyawan yang bekerja di perusahaan yang menghasilkan produk-produk Prancis itu?

Sebagian orang yang tidak mendukung pemboikotan (termasuk yang beragama Islam) menggunakan argumen tersebut untuk menyerang umat Islam yang melakukan kampanye boikot produk Prancis. Serangan ini sebenarnya sangat tidak memiliki dasar kuat dan jauh dari landasan iman kepada Allah swt. 

Perkara rezeki, sebelum manusia diciptakan sudah tertulis dalam kitab yang terpelihara, yakni Lauhul Mahfuzh. Sebuah kitab tempat Allah menuliskan segala seluruh catatan kejadian di alam semesta. Induk kitab yang nyata ini disebut di dalam Al-Qur'an sebanyak 13 kali.

Tentunya termasuk juga hari ini kita makan apa dan besok akan minum apa. Logikanya, selama manusia masih diberikan kesempatan hidup di dunia, maka disertai pula dengan diberikannya rezeki oleh sang Maha Pemberi dengan beragam cara. Fulan bin Fulan masih diberikan umur 30 tahun sejak awal November 2020, misalnya. Pastilah untuk dapat hidup sepanjang itu ia diberika  rezeki makan dan minum. Jika tidak, pastilah akan mati sebelum 30 tahun, bukan? 

Meragukan kenyataan dalam kitab kehidupan itu, berarti mereka telah agnostik dan menolaknya menjadikan diri menjadi ateis atau tidak percaya dengan Tuhan sang pemberi kehidupan di sekalian alam. 

Bukti tentang ini dapat dilihat seperti banyak orang berhenti bekerja dari bank karena menghindari riba. Ada yang bekerja sebagai penjual barang pecah belah dan lainnya. Mereka dapat hidup dengan pekerjaan lain. Artinya, ada beragam jalan selain hanya terpaku pada perusahaan yang menghasilkan produk-produk Prancis untuk mendapatkan rezeki. 

Sekarang, terserah Anda mau pilih sikap pro terhadap kejayaan Islam atau mendukung kejayaan negara yang memusuhi Islam? 


Sumber foto: Anadolu Agency


0 comments: