Israel dan dunia Arab menjadi topik hangat minggu ini di samping COVID-19. Betapa tidak? Normalisasi hubungan Israel dan Uni Emirat Arab telah menyita perhatian publik internasional.
Ditambah lagi dalam kaitannya dengan negara Arab lainnya. Dilaporkan Anadolu Agency, seorang Pemimpin Suku Socotra di Yaman pada Selasa menuding Uni Emirat Arab dan Arab Saudi membiarkan Israel memasuki Pulau Socotra di Yaman.
Tuduhan itu muncul dalam sebuah pernyataan oleh Issa Salem bin Yaqut, kepala suku di Socotra, yang memperingatkan agar tidak merongrong kedaulatan Yaman di Socotra dan menyerukan untuk mengusir Arab Saudi dan UEA.
Bin Yaqut juga menuding Riyadh dan Abu Dhabi "menghancurkan landmark lingkungan yang menawan dan langka di Pulau Socotra dan mendirikan kamp di tengah keheningan internasional yang mengerikan."
Masih dari sumber yang sama, pada hari Jumat, South Front, situs web Amerika yang berspesialisasi dalam penelitian militer dan strategis, melaporkan kedatangan delegasi Emirat-Israel ke pulau itu, yang terletak di Samudra Hindia.
Situs web tersebut mengatakan UEA dan Israel bermaksud untuk membangun fasilitas militer dan intelijen di Socotra.
Pada bulan Juni, pasukan yang berafiliasi dengan Dewan Transisi Selatan (STC) yang memisahkan diri mengambil kendali atas Provinsi Socotra dalam sebuah langkah yang digambarkan oleh Pemerintah Yaman pada saat itu sebagai "kudeta melawan legitimasi."
Pemerintah Yaman menuduh UEA - mitra utama kedua Arab Saudi dalam koalisi - mendukung STC untuk melayani kepentingannya sendiri di Yaman, tuduhan yang dibantah Abu Dhabi.
Mengutip media itu, Yaman telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sanaa.
Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi militer pimpinan Saudi meluncurkan kampanye udara yang bertujuan untuk menggulung kembali keuntungan teritorial Houthi.
Sumber foto: Anadolu Agency
0 comments:
Post a Comment