Tuesday, July 28, 2020

Apa Tanggapan Erdogan terhadap Orang-Orang Turki Uyghur yang Tinggal di Istanbul dan Memprotes Cina?



Bagaimanapun orang-orang Uyghur adalah bagian dari keluarga besar Bangsa Turk atau Turki. Aliran darah Turk di dalam tubuh mereka tidak akan bisa dibuang begitu saja. Dengan kata lain, orang-orang Uyghur dan orang-orang Republik Turki adalah satu keluarga.

Negara Turki pun menjadi salah satu tujuan orang-orang Uyghur yang berhasil menghindari kekejaman Pemerintah Komunis Republik Rakyat Cina (Cina daratan/Cina).

Dilaporkan Anadolu Agency, orang-orang Turki Uyghur, yang datang bersama di Istanbul, mengambil tindakan dengan menyatakan bahwa mereka tidak dapat bertemu keluarga mereka, yang secara paksa ditahan di kamp-kamp oleh Pemerintah Cina.

Sementara beberapa kelompok yang datang bersama-sama di Alun-alun Beyazıt, mereka mengikat tangan dan kaki mereka dengan rantai untuk menarik perhatian pada tekanan, beberapa dari mereka membawa poster dengan foto-foto kerabat mereka yang menurut mereka tidak dapat dijangkau.

Berbicara atas nama kelompok di sini, Mirza Ahmet İlyasoğlu mengatakan bahwa banyak orang mengalami perlakuan buruk di kamp-kamp konsentrasi yang dibangun oleh pemerintah Cina.

Mengatakan bahwa praktik-praktik Cina ini bertentangan dengan hukum internasional, İlyasoğlu berkata, "Mereka yang berkumpul di sini adalah bukti nyata dari kamp-kamp itu," katanya.

Mengutip media itu, İlyasoğlu berkata:

"Mereka yang kembali ke negara mereka dibawa ke kamp konsentrasi segera setelah mereka turun dari pesawat setelah 2017. Setelah itu, bahkan mereka yang orang tuanya meninggal tidak berani kembali. Para Uyghur yang berada di luar negeri bahkan tidak mendengar suara keluarga mereka melalui telepon. Jika kamp konsentrasi benar-benar sekolah kejuruan, mereka (yang ditahan itu) adalah dokter, profesor, seniman. Aku harus keluar dari bisnis. Aku ingin tahu profesi apa yang diajarkan pemerintah Cina kepada mereka. Ada kakakku, pamanku dan teman-temanku di kamp konsentrasi."

Singkatnya, bangunan besar milik Pemerintah Cina di Xinjiang bukanlah sekolah kejuruan, melainkan kamp-kamp interniran sebagai penjara bagi orang-orang Uyghur.

Lantas, apa tanggapan Presiden Recep Tayyip Erdogan menyikapi penderitaan orang-orang Uyghur di Cina daratan?

Suara Erdogan memang sangat lantang dan tindakannya nyata jika menyangkut Irak, Libya, dan Suriah. Tapi, sampai detik ini, Erdogan belum menunjukkan keperkasaannya saat menghadapi  Republik Rakyat Cina.

Dunia Islam, khususnya muslim di Turkistan Timur (Xinjiang) tentu berharap ke depannya, Turki di bawah Presiden Erdogan mampu membebaskan Turkistan Timur dari penjajahan Cina daratan. Aamiin.

0 comments: