Thursday, June 18, 2020

AS Sudah Membela Muslim Uighur, Pantaskah Cina Membalas Dendam atas Kebaikan Paman Sam Tersebut?


Muslim Uighur - Wikipedia


Setiap kebaikan akan mendapatkan balasan berupa kebaikan yang lebih banyak dan mulia. Bukannya malah keburukan seperti dendam. Begitulah perkataan orang bijak yang mengandung makna universal tentang hidup dan kehidupan.

Tapi, apa jadinya jika yang terjadi sebaliknya?

Cina (Republik Rakyat Cina) akan “secara tegas membalas dan AS akan menanggung semua konsekuensi berikutnya”, kata kementerian luar negeri Cina dalam sebuah pernyataan setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani Undang-Undang Hak Asasi Manusia Uighur menjadi undang-undang pada hari Rabu yang disiarkan The Guardian, Kamis (18/6/2020).

Seperti diketahui bahwa Beijing memang telah mengkritik undang-undang AS yang baru yang akan memberi sanksi kepada para pejabat Cina atas penahanan massal orang-orang Uighur dan minoritas Muslim lainnya, dengan mengatakan hal itu "secara jahat menyerang" kebijakan Cina di wilayah Xinjiang.

Bahkan, Global Times (media corong Cina) memperingatkan bahwa "penanggulangan" dapat diambil terhadap kapal-kapal AS, mencatat bahwa Cina "memiliki senjata pembunuh kapal induk".

Dilaporkan Undang-undang Washington mengizinkan AS untuk membekukan aset pejabat Cina yang dianggapnya bertanggung jawab atas penahanan sewenang-wenang di wilayah Xinjiang.

Selanjutnya, Amerika Serikat akan membekukan aset apa pun yang dimiliki para pejabat Cina di AS dan melarang masuknya mereka ke negara itu.

Sudah menjadi rahasia umum, Cina telah mengumpulkan setidaknya satu juta Uighur dan Muslim Turki lainnya dan berusaha untuk secara paksa mengasimilasi mereka dengan memusnahkan budaya mereka dan menghukum praktik dasar Islam.

Trump menandatangani tindakan itu tepat ketika kutipan muncul dari sebuah buku baru yang meledak oleh mantan penasihat keamanan nasionalnya John Bolton, yang mengatakan presiden mengatakan kepada timpalannya dari Tiongkok Xi Jinping bahwa ia menyetujui kamp-kamp penahanan yang luas.

Lantas, apakah Cina pantas membalas dendam atas kebaikan Amerika Serikat terhadap muslim Uighur?

0 comments: