Kata banyak orang, "Komunis dan pemberotakan ibarat saudara kandung." Di mana ada komunis, di situ ada pemberotakan. Republik Rakyat China, misalnya, adalah negara yang dibentuk dari hasil pemberotakan terhadap Republik China. Karena terdesak, Republik China bermigrasi ke Taiwan, sebuah negara demokrasi yang indah.
Dan, kawasan Asia Tenggara pun tidak luput dari komunisme. Filipina salah satu contohnya. Dan, seperti terlansir Anadolu Agency (24/4/2020), Presiden Filipina Rodrigo Duterte, mengancam akan menggunakan hukum darurat militer jika pemberontak komunis mengganggu aliran barang bantuan bagi warga yang terkena dampak karantina akibat pandemi Covid-19.
"Saya memperingatkan semua orang, saya memberi tahu angkatan bersenjata dan polisi. Saya mungkin mendeklarasikan darurat militer dan tidak akan ada jalan untuk kembali," kata dia seperti dikutip Philstar, Jumat yang dikutip Anadolu Agency.
Mengutip media itu, Duterte sudah lama bermusuhan dengan New People Army (NPA), sebuah kelompok pemberontak komunis pengikut ajaran Mao Tse Tung, Filipina, setelah gagal menginisiasi perdamaian pada awal kepresidenannya.
Pekan lalu, Duterte mengancam akan melakukan tindakan darurat militer untuk menghentikan orang-orang mengkritik karantina di ibukota negara tersebut.
Ini terjadi setelah pihak berwenang melaporkan peningkatan mobil di jalan-jalan Manila, yang hampir kosong sejak penutupan yang dilakukan sebulan lalu terhadap sekitar setengah dari 110 juta penduduk negara itu.
"Saya hanya meminta sedikit disiplin. Jika tidak, jika Anda tidak percaya kepada saya, maka militer dan polisi akan mengambil alih," kata Duterte dalam pidato televisi.
Dalam penanganan COVID-19, idealnya diperlukan kerja sama semua pihak, termasuk semua negara di dunia.
0 comments:
Post a Comment