Tua-muda, pria-wanita, bukanlah alasan serangan dari COVID-19. Apakah karena seseorang itu telah tua sehingga diserang virus ini? Sementara yang muda akan aman di tengah pandemi? Tidak.
Itulah sebabnya, seperti terlansir AFP, Kamis (2/4/2020) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan pada Kamis bahwa kaum muda juga terkena dampak pandemi Covid-19 karena coronavirus baru ini telah terbukti merenggut nyawa di kalangan anak-anak dan remaja.
"Gagasan bahwa + Covid-19 hanya mempengaruhi lansia + sebenarnya salah," kata direktur jenderal WHO Eropa, Hans Kluge, pada konferensi pers mingguan yang disiarkan online dari Kopenhagen yang dikutip media itu.
"Usia bukan satu-satunya faktor risiko untuk bentuk penyakit yang parah," kata Kluge lagi.
Kasus-kasus kritis telah terlihat pada remaja dan dewasa muda, banyak yang memerlukan perawatan intensif dan beberapa telah meninggal, katanya.
Masih dari sumber yang sama, di Eropa, korban termuda yang teridentifikasi adalah seorang anak berusia 12 tahun yang meninggal di Belgia. Di Amerika Serikat, bayi berusia enam minggu yang terinfeksi coronavirus juga meninggal.
Mengutip media tersebut, antara 10 dan 15 persen dari mereka yang berusia di bawah 50 tahun memiliki infeksi sedang hingga berat, menurut WHO. Namun, "mereka yang menua dalam kesehatan yang baik kurang berisiko," kata Kluge, yang memastikan "bahwa orang yang berusia di atas 100 tahun setelah dirawat di rumah sakit untuk Covid-19 telah pulih sepenuhnya ".
Sementara itu, WHO Eropa mendaftarkan lebih daripada 464.859 kasus resmi yang dikaitkan dengan virus dan 30.098 kematian di 53 negara yang sangat berbeda di daerah pemilihannya, yang membentang dari pantai Atlantik benua ke pantai Pasifik Rusia.
Sekitar 80% dari mereka yang meninggal memiliki setidaknya satu komorbiditas yang mendasarinya, khususnya penyakit kardiovaskular dan diabetes.
0 comments:
Post a Comment