Presiden Iran Hassan Rouhani - Aljazeera |
Kematian itu pasti. Siapa pun orangnya tak bisa menangguhkan waktunya. Dan upaya penyembuhan atas penyakit tidak menjamin hasilnya memuaskan. Meski demikian, upaya penyembuhan, terlebih pencegahan penyakit adalah sesuatu yang wajib dilakukan sebagai bagian dari tindakan positif manusia menyikapi hidup dan kehidupan.
Ada yang maksimal, ada pula yang dinilai lamban dalam tindakan tersebut di atas. Terkait COVID-19 yang telah menjadi pandemi global, Iran mendapatkan kritik atas tanggapan negara itu terhadap virus ini. Diketahui bahwa Iran yang merupakan salah satu negara yang paling terpukul di dunia akibat virus itu, melaporkan 123 kematian lagi pada hari Minggu dalam 24 jam terakhir.
Sejauh ini menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins di Amerika. Serikat, COVID-19 telah menginfeksi 38.309 orang di Republik Islam Iran dan menewaskan lebih dari 2.600 lainnya.
Baca Juga: Pernah Selamat dari Pandemi Flu Spanyol, Pria Berusia 101 Tahun Ini juga Pulih dari COVID-19
Menanggapi kritik tersebut, mengutip Aljazeera, Presiden Iran Hassan Rouhani membalas kritik atas tanggapan negara itu terhadap pandemi COVID-19, dengan mengatakan ia harus mempertimbangkan melindungi ekonomi yang terkena sanksi negara itu sembari menangani wabah terburuk di kawasan itu.
Berbicara pada pertemuan kabinet, Rouhani mengatakan pemerintah harus mempertimbangkan efek dari upaya karantina massal pada perekonomian Iran yang terkepung, yang berada di bawah sanksi berat AS.
"Kesehatan adalah prinsip bagi kami, tetapi produksi dan keamanan masyarakat juga merupakan prinsip bagi kami," kata Rouhani. "Kita harus menyatukan prinsip-prinsip ini untuk mencapai keputusan akhir."
0 comments:
Post a Comment