Monday, January 6, 2020

Natuna Memanas, Jangan Kaulupakan Saudara Sedarahmu!


Akhir-akhir ini Laut Natuna sedang menjadi buah bibir banyak kalangan. Hal itu wajar mengingat sudah menyangkut kedaulatan NKRI. Secara perairan ini diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa masuk dalam Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia.

Jadi, persoalan Laut Natuna bukan hanya urusan pihak militer Indonesia sebagai garda terdepan pertahanan Indonesia. Akan tetapi, menjadi urusan seluruh bangsa Indonesia.

Itulah sebabnya, tak mengherankan Aliansi Nelayan Indonesia, misalnya, siap mengerahkan lebih kurang 500 kapal besar nelayan membantu TNI AL berpatroli mengamankan Laut Natuna.

Meskipun demikian, tentu saja hal tersebut bukan satu-satunya fokus bangsa kita. Masih ada kasus Asuransi Jiwasraya, banjir di beberapa daerah seperti Bogor, dan juga tentang kemanusiaan seperti sikap Republik Rakyat China (RRC) terhadap orang-orang Uighur.

Bahkan, khusus yang terakhir tadi, sebagian pengamat berpendapat bahwa RRC sengaja menciptakan konflik dengan Indonesia di Laut Natuna sebagai pengalihan isu Uighur. Tanpa menyimpulkan benar atau tidaknya, pendapat ini memang masuk akal mengingat mata dunia sedang tertuju pada penahanan orang-orang Uighur oleh Pemerintah RRC.

Negeri tirai bambu itu didesak dunia untuk segera memberikan kebebasan yang layak atas orang-orang Uighur di Xinjiang atau Turkistan Timur. Dan, sebenarnya setiap manusia, termasuk orang Indonesia dan Uighur itu adalah bersaudara sedarah yang sebagian besar tidak saling kenal karena panjangnya silsilah keluarga manusia sejak Nabi Adam as hingga sekarang.

Ini pula sebenarnya yang ingin saya sampaikan bahwa (Laut) Natuna memang sedang panas, tapi jangan lupakan penderitaan saudara sedarah kita seperti korban Jiwasraya, banjir, dan juga orang-orang Uighur di Xinjiang.


0 comments: