Wednesday, December 11, 2019

Daging Ikan Laut Pasti Rasanya sangat Asin


Telur bebek jika dilumuri adonan batu bata halus dan garam, lalu didiamkan selama empat belas hari, rasanya menjadi asin. Ya, tidak amis lagi.

Atau, jika seseorang terlalu lama terpapar asap saat membakar sate, misalnya, tubuhnya pun berbau asap.

Terkadang dalam hidup ini, sesuatu akan mudah mendapatkan efek dari hal di sekitarnya. Terlebih jika hal itu mengenai sesuatu tersebut seperti dua contoh di atas. Garam mengenai isi telur dan tubuh dikenai asap.

Saya sengaja menggunakan kata "terkadang" dalam kalimat pertama pada paragraf di atas. Mengapa? Sebab, tidak semuanya demikian.

Adakalanya apa yang menjadi kelaziman tidak berlaku pada hal-hal tertentu. Bahkan, yang kita lihat sekalipun belum tentu begitu adanya.

Sebutlah ikan di lautan. Setiap hari mereka hidupnya di air yang asin. Namanya saja laut  tentu ada kandungan garam di dalam airnya, 'kan? Jika tidak, maka namanya air tawar.

Tapi, apa? Apakah daging ikan rasanya asin? Kalau kita melihat kenyataannya, bukan hanya asin, daging dan seluruh tubuh ikan pastilah rasanya sangat asin.

Meskipun demikian, namun daging ikan laut rasanya amis, bukan asin.

Lalu, apa pelajaran dari realitas ikan laut ini?

Agaknya, hal pertama yang paling menonjol adalah jangan langsung menyimpulkan segala sesuatu dengan terburu-buru. Sebagai contoh, orang yang berpenampilan sederhana jangan langsung disimpulkan orang rendahan. Konon, Sunan Kalijaga pernah menyamar sebagai tukang rumput. Padahal beliau orang terpandang dalam masyarakat Jawa waktu itu.

Sebaliknya pun begitu. Orang yang berpakaian rapi, wangi, dan elit pun belum tentu seperti penampilannya. Perhatikan saja koruptor di Indonesia yang berpenampilan super keren dan sangat waw.

Selanjutnya, tidak mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi di sekitar kita. Tak selamanya kita berada di tempat baik dengan orang-orang yang baik pula. Kadang-kadang kita bisa berada di tempat yang buruk. Sebutlah banyak pemakai narkoba di sekitar rumah kita. Maka, jadilah seperti ikan, yakni tidak terpengaruh dunia sekitar "yang buruk bagi kita" itu.

Kasus bunuh diri pun banyak disebabkan oleh permasalahan hidup. Idealnya, sebagai manusia tidak mudah terpengaruh situasi dan kondisi seburuk apa pun. Masih ada Allah swt yang Maha Penolong sebagai tempat memohon bagi manusia atas segala permasalahan hidup ini.

Tampaknya masih banyak pelajaran lainnya dari hal di atas sebagai bagian pembacaan alam semesta oleh kita. Dan, terlalu panjang jika dituliskan dalam artikel yang singkat ini. Akhirnya, selamat memaknai hidup dan kehidupan dengan penuh kebijaksanaan.


0 comments: