Wednesday, October 30, 2019

Pengorbanan untuk Mencapai Tujuan


Cita-cita. Mungkin kata ulang itulah yang secara kasat mata identik dengan tujuan hidup manusia. Terutama saat masih kecil. Biasanya para orang dewasa, semisal guru di sekolah, bertanya apa cita-cita muridnya. Ada yang menjawab ingin jadi dokter, guru, dan sebagainya.

Tapi, tentunya cita-cita bisa juga dipahami bukan sebagai tujuan, melainkan sarana untuk mewujudkan tujuan. Contohnya, seorang menjadi dokter untuk mengobati orang sakit. Atau, seorang menjadi guru untuk mencerdaskan kehidupan bangsanya.

Baiklah, kita tinggalkan saja soal cita-cita. Fokus kita pada tujuan. Apa tujuan Anda?

Suatu hari yang terik, saya pernah masuk ke sebuah gua. Pemandangannya sangat eksotis. Dan, dari segala yang ada di sana, ada satu bagian terpenting menurut saya. Apakah itu? Sebuah lubang.

Ya, lubang. Mungkin secara umum itu hal paling wajar. Namanya juga gua pastilah berlubang. Jika tak berlubang, mungkin namanya batu atau paku. Meski itu lubang, namun saya tidak melewatinya. Mengapa?

Itu pertanyaan menariknya. Sebab, lubang itu tinggi sekali. Tepatnya ada di puncak gua tersebut. Jadi kalau ibarat rumah, itu adalah lubang pada atap atau sebutlah "kebocoran".

Nah, ketika matahari bebas dari hambatan awan, cahayanya masuk dari lubang itu dan menyinari isi gua. Waw! Begitu indah. Gadis cantik pun kalah olehnya.

Keindahan itulah yang membuat saya berpikir, untuk mewujudkannya diperlukan pengorbanan. Saya membayangkan, hal yang harus dilakukan untuk menghasilkan keindahan itu adalah membuat lubang tersebut. Bayangkan, betapa susahnya jika yang melakukannya manusia. Sangat berat.

Begitulah dalam hidup, diperlukan pengorbanan berat untuk mencapai tujuan. Seseorang tentu tidak secara instan menjadi guru, petani, penulis, dan lainnya. Diperlukan doa dan usaha nyata agar dapat mewujudkan tujuan yang mulia.

Sudahkah Anda mencapainya?

0 comments: