Bagian Kesembilan


Sus S. Hardjono (Sragen)

Arus Sungai  

Yang terindu
Yang terpuji
Yang mengalir di bawahnya sungai-sungai
Pemilik Sungai
Aku mencari dan menemu

Nyanyian air ditebang dari dalam sungai
Dalam tubuhku
Menjadi lautan batu
Adalah sungai yang berabad mengalir dari celah jantung
Sungai Syin

Sungai Syad
Mengaliri nadi
Seperti hujan menggenang kenangan Cahaya

Sungai Ain
Mengiliri mataku
Sungai berkumpul jadi satu
Mengarus dalam sunyi batu sujudku
Yang setia

Sungai Kaf
Huruf huruf Kafka
Terpahat di sepanjang tepinya
Sungai-sungai jernih telah mengaliri tubuhmu

Dengan
iga dan tulang rusukmu menjadi pena-pena
Pada kalam kalam hijaiyah
Mendendangkan nyanyian mahabbah

sampan dan dayung
Sehelai daun menjadi perahu
Menuju lautan cahaya
Lepas dalam makrifat-Nya

Sragen , 2016-02

Sus S. Hardjono  lahir  5 Nopember l969 di Sragen. 1990-an - Aktif menulis puisi, cerpen dan geguritan (puisi berbahasa Jawa) sejak mash menjadi mahasiswa, serta mempublikasikannya di berbagai media massa yang terbit di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Puisinya  dimuat  di  BERNAS, KR , PELOPOR  JOGYA, KR, MERAPI, SOLO POS, JOGLO SEMAR, SUARA  MERDEKA, WAWASAN,  SWADESI, RADAR  SURABAYA, DLL. Waktu itu Ia juga sempat bergabung dalam Kelompok Teater Peron FKIP UNS.
Sejumlah puisinya telah terangkum dalam kumpulan puisi bersama penyair lain, 30-an buku antologinya, di antaranya
Getar 2 (Diterbitkan Kelompok Sastra Batu Malang, tahun 1990), API (1997, diterbitkan oleh Mizan, Bandung), Kicau Kepodang 5 (diterbitkan oleh Forum Sastra Surakarta, tahun 1997), Tamansari (diterbitkan oleh FKY DIY Yogya, tahun 1998), Redi Lawu (diterbitkan oleh  TBS  Solo , tahun 2008), Sethong 2 (diterbitkan Taman Budaya Jawa Tengah tahun 2009), Equator (diterbitkan oleh Yayasan Cempaka Kencana Yogyakarta , tahun 2011), Jantera  Terkasa ( Solo ,1998), Satu Kata Istimewa (Yogya, 2012), Negeri Abal Abal (2013), Sebab Cinta (Yogya, 2012),  Negeri Poci 4 (2013), Titik 13 (2013), DSMI (2012), PMK (2013), Dari  Dam  Sengon  Ke  Jembatan  Panegel Gus  Dur  (Kudus, 2013), Habis Gelap Terbitlah  Sajak (2013), Lentera  Hati  PBKS (2013), Dekap Aku  Kekasih (2014), Kartini (2012), Saksi  Ibu  Reformasi (2014), Tifa Nusantara (2013), Profil  Perempuan  Pengarang  Indonesia (2013), Langkah Kita (Yogya , 2014),  Lumbung  Puisi Sastrawan  Indonesia  (2014), Sastra  Pendhapa  15 “Risalah Usia  Kata “ (TBS , 2014), Puan –Puan (2014),  Lentera2 (5 Negara : 2014), Negeri Poci 5 – Negeri  Langit (2014), Pengantin Langit  (KSI , 2014), Cinta Magenta (2014), Merangkai Damai (2014), Melati Berdarah  (2012).
Kini, selain menjadi pengajar tetap di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I , sambil terus menekuni aktivitas sebagai penulis puisi, cerpen, serta artikel sastra dan pendidikan. Ia tinggal di Jalan Raya Timur Km  4/l9 A, Pilangsari RT 18 / RW 05  NGRAMPAL , Sragen, Jawa Tengah. Mengelola Rumah  Sastra Sragen : GANTIWARNO RT 10/12, MOJOKERTO  KEDAWUNG  SRAGEN  JATENG. Alamat Pos-El : susilaning87@yahoo.com. No. Ponsel: 081215574698 & 082134694646.          



Syahriannur Khaidir (Madura)

Mentayaku Serba Salah

Apa yang kupikirkan tentang lekukan tubuhmu?
Tentunya kau takkan menjawab itu
Darahmu tetap pasang surut berlanjut
Membawa najis dalam putaran usus beranus ke laut
Telah beragam sesajen sampai dengan obat bersih darah
Terapi bening kotor limpa menyikapi
Tetap saja kuning mbeling polusi kencing mengalir
Obok-obok perahu dagang dan pesiar tak lelah
Hilir mudik menyusupkan gelombang abrasi tepian tubuhmu
Tak ada lagi pohonan besar mengganjal gusuran air ke pantai
Menepuk pantatmu yang terduduk lelah berpasrah
Tertebangi usia dan hiruk pikuk pendatang
Terjualbelikan usaha dagang melenggang melelang
Belukar tepianmu yang tak rimbun lagi
Berasa bagiku ginjalmu tak mampu menggerus asupan sampah
Pola makan migrasi yang tak berarah
Anak cucumu tak pedulikan kau berkisah
Hanya aku memagut serba salah
Tak tentu arah berkiprah

Sampang_Feb’16

Syahriannur Khaidir lahir di Sampit, 26 September 1975. Saat ini tinggal di Kompleks Barisan Indah Blok U/16, Sampang, Madura, Jawa Timur. Bisa dihubungi di nomor ponsel 085204940666.




Syarif Hidayatullah (Marabahan)

Irama Sungai

Pada permukaan yang bergelombang
Rintik hujan menjadi alunan merdu untuk menidurkan si anak sungai
Bersama eceng gondok dan rempah-rempah hutan yang menari dari hulu ke hilir
Begitu mesra bersama pohon senja di tepi rambai

Nada-nada klasik menjadi ombak di lautan
Bercucuran dari tebing pegunungan
Mengalirlah bersama narasi para petani dan nelayan
Untuk hidup dan dihidupkan

Tembang si anak sungai
Menjadi mimpi para ikan yang bertelur di dasar sungai
Dengan rasa cemas para burung yang terbang mengitari pohon tumbang

Irama sungai
Ada dalam dirimu, diriku
Dan kita semua

Mahat Kasan, 14 February 2015 

Syarif Hidayatullah, penikmat sastra asal Marabahan, tepian Sungai Barito, lahir 20 oktober. Lulusan PP Al-Mujahidin Marabahan dan sekarang sedang kuliah di Jurusan Ekonomi Syariah, IAIN Antasari Banjarmasin. Aktif di LPM SUKMA (lembaga pers mahasiswa suara kritis mahasiswa), LPM AnalisA dan, Pondok Huruf Sastra (PHS)  organisasi kampusnya. Menghadiri launcing antologi puisi Memo untuk Presiden (MUP) Januari 2015 di Kotabaru dan menghadiri acara Tifa Nusantara 2, temu kangen sastrawan Indonesia di Tangerang (Agustus 2015).
Puisi-puisinya pernah di muat di SKH Banjarmasin Post, SKH Media Kalimantan, SKH  Mata Banua, Medan Bisnis, dan juga termuat di Antologi Aruh Sastra Kalimantan Selatan ke-10 Tadarus Rembulan (ASKS X,2013), antologi Dewan Kesenian Tangerang Tifa Nusantara (2013), Solo dalam Puisi (2014), Lumbung Puisi Sastrawan 2014 Jilid 1 (2014, Sajak untuk Pemimpin Negeri (2014), Karena Cinta Itu Manusia (2014), Menggugah Nasionalisme lewat Puisi (2014), Tubuh Bencana (2014), Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid II (2014), Memo untuk Presiden (2014), Sang Peneroka (ulang tahun 60 Kurniawan Junaedhie, 2014), Membuka Cakrawala Menyentuh Fitrah Manusia (2014, ASKS XI), Tentang Kota yang Berdegup dalam Takbir Dada (2014), Merangkai Damai (2015), Politik Itu Seni (2015), Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid III (2015), Puisi Menolak Korupsi Jilid 4, Ensiklopegila Koruptor (2015), Ada Malam Bertabur Bintang, Tadarus Pusi Banjarbaru (2015), Luka-Luka Bangsa (2015), Tifa Nusantara 2, 2015 (DKKT), Surau Kampung Glatik (Agus Warsono, 2015), Abad Burung Gagak di Tanah Palestina (2015), Kalimantan Selatan: Menolak untuk Menyerah (ASKS XII, 2015), Kalimantan, Rinduku yang Abadi (Dewan Kesenian Banjarbaru, 2015), Memo untuk Wakil Rakyat (2015), Negeri Laut (DNP 6, 2015). Dan buku antologi tunggalnya Estetika dalam Sandiwara.
Sekarang ia bermukim di kos,  Jalan. H. Mahat Kasan No. 54. Rt. 35. Kel. Kuripan. Kec. Banjarmasin Timur, Asrama Putra Batola. Fb: syarif. Email: lihums@yahoo.com. Laman: yang bernama sunyi woordpress.com. No ponsel: 085754009578.




Syarkian Noor Hadie (Marabahan)

Sungaiku

di pekat embun kaulabuhkan mimpi
membagi ombak kehidupan
mereka menyesaki desah deburmu
meratapi berkah pusarmu
untuk mereguk jantung surgamu

Sungaiku,
kautebar emas dan perak
berkilau keringatmu
menyusuri sawah keramba
kaularutkan gunung dan hutan
menidurkan pasir dan lumpur
terjangkau pelosok dan kota
menadah hujan embunmu

Sungaiku yang tak pernah jemu
tak pernah lupa
tak pernah ragu
tak pernah ingkar
menyemai badai harapan

Marabahan, Maret 2016

Syarkian Noor Hadie lahir di Kandangan pada 1 September 1952. Pernah bekerja sebagai staf kantor Deppen Kabupaten Barito Kuala (1973—2000), Kabag TU Dinas Parsenibud Barito Kuala (2000—2003), Kabid Pariwisata Barito Kuala (2003—2005), Kabid Pembinaan Pengembangan Potensi Sosial Dinas Sosial Kesbangpolinmas Barito Kuala (2005—2006), Sekretaris Dinas Kesbangpolinmas Barito Kuala (2006—2008), Sekretaris Dinas Kehutanan dan Perkebunan Barito Kuala (2008), Ketua Komisi Pemilihan Umum Barito Kuala (2008—2013).
Memiliki riwayat berorganisasi sebagai berikut: Mendirikan Sanggar Riak-Riak Barito bersama R. Rangga (Alm), Haliem KR, dan Asrani Bajau Malela (1977), Sekretaris Dewan Kesenian Daerah (DKD) Barito Kuala (1997—2000), Wakil Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Barito Kuala (2000—2005), Sekretaris Dewan Kesenian Daerah (DKD) Barito Kuala (2005—2015), Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Barito Kuala (2015—sampai sekarang). 
Antologi yang memuat puisinya: Riak-Riak Barito (1977), Gardu (1979), Kuala (1984), Menatap Cermin (1988), API (antologi puisi penyair Deppen Kalsel, 1994), Bahalap (1995), Jendela Tanah Air (antologi 50 penyair Kalsel, Banjarmasin, 1995), Pelabuhan (1996), Rumah Sungai (1997), Jembatan Asap (1998), La Ventre De Kandangan (antologi penyair HSS, Kandangan, 2004), Sajak-Sajak Bumi Selidah (2005), Seribu Sungai Paris Barantai (Kotabaru 2006), Cinta Rakyat (2007), Ijejela Bersastra di Tahun Emas (2009), Doa Pelangi di Tahun Emas (antologi penyair Kalsel, 2009), Menyampir Bumi Leluhur (Tanjung 2010), Kalimantan dalam Puisi Indonesia, Korrie Layun Rampan ED. (Kaltim 2011), Cinta Bahalap (2012), Meniti Arus Nyanyian Kuala (antologi 5 penyair Batola, 2012), Percumbuan Sungai (2013), dan Kalimantan Selatan: Menolak Untuk Menyerah (Martapura 2015).
Aktivitas budaya dan kesenian yang pernah diikuti antara lain: Upacara adat pengobatan tradisional Badewa di TMII Jakarta (2000). Festival tari japin sedunia di Johor Bahru Malaysia (2001), Aruh sastra I Kalsel di Kandangan (2004), II di Tanah Bumbu (2005), III di Kotabaru (2006), IV di Amuntai (2007), V di Balangan (2008), VI di Marabahan (2009), VII di Tanjung (2010), VIII di Barabai (2011), IX di Banjarmasin (2012), X di Banjarbaru (2013), XI di Rantau (2014), XII di Martapura (2015), dan mengikuti Tifa Nusantara 2 di Tangerang (2015).
Telah menerima piagam penghargaan dari Kepala Kanwil Depdikbud Provinsi Kalsel (1990), Bupati Barito Kuala (1996 dan 2006), Gubernur Provinsi Kalsel (2012), Bupati Barito Kuala untuk pengabdian seniman 20 tahun (2012). 




Taberi Lipani (Barabai)

Sungai Duka

Brak brak gedebum
kabarkan pada alam
rimba benua

Katakan lagi
lenyap pusaran sungai
getah bernanah

Bruk bruk berbunyi
sungai leluhur pilu
rongga bencana

Petuah tutur
terdengar mamang gaib
tameng bencana

Cahaya intan
hingga senyum meratus
mengalir sungai

Dengar cerita
tentang sungai menangis
di pahuluan

Meratus hijau
dara perawan hutan
bukit perindu

Menuba dalam
sungai tiada mimpi
redup berduka

Mamah serakah
hingga menapak jejak
balian keramat

Mencumbu duka
kau cipta sungai lali
meluap jauh

2 Februari 2016
  
Taberi Lipani lebih akrab di sapa Pani ini lahir pada tanggal 6 September 1971 di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. Penulis yang satu ini mulai belajar merangkai kata sejak di bangku SMP dan berlanjut di majalah dinding SMA 1 Barabai.
Suami Nurul Lailah dan ayah dari M.Reza Pahlawan, Waris jadi Syukurmayu, Rindu Annisha Asrahati, dan Nur Pancar Ali Mulia ini, yang dalam kesibukan sehari-harinya bertugas sebagai Pendata Bencana di BPBD Kabupaten Hulu Sungai Tengah, ternyata ia juga rajin menulis puisi. Hal ini dapat dilihat pada Karya-karyanya yang pernah dimuat di SKH Banjarmasin Post, Majalah Dwi Mingguan Fakta, Tabloid Mercu Benua Tanjung, Tabloid Legalitas Bandung, dan SKH Mata Banua.
Selain itu, karya-karyanya juga dimuat dalam antologi puisi bersama. Antara lain, antologi puisi Tarian Cahaya Di Bukit Sanggam (2008), antologi puisi Seribu Sungai Paris Berantai (2006), antologi puisi Bertahan di Bukit Akhir (2008), antologi puisi Satu Kata Istimewa (Yogyakarta) bersama sastrawan nasional lainnya (2012), Tadarus Rembulan (antologi puisi ASKS X, 2013), Ketika Kembalinya Cinta yangmerupakan puisi cinta bersama Hamami Adaby dkk (2013), Duka Gaza Duka Kita (antologi puisi 99 Penyair Indonesia 2014), Merangkai Damai (antologi puisi 149 Penyair Nusantara), Membuka Cakrawala Menyentuh Fitrah Manusia (antologi puisi ASKS XI 2014,Tapin), Diary Januari (2015, Sembilan Mutiara Publishing), Prasasti Kasih (2015/Sembilan Mutiara Publising), Risalah Hati dan Syair Kehidupan (2015, Sembilan Mutiara Publising), Nyanyian Kacincirak (2015, antologi puisi 6 Penyair Hulu Sungai Tengah), Duri Duri Angin Tebing (2015/Kumpulan Puisi 4 Penyair Hulu Sungai Tengah), Suara 5 Negara (2015, antologi puisi Penyair Lima Negara, Tuas Media Cet. 2, 2015), Bertahan Di Bukit Akhir 2008, antologi puisi Ibuku Mendaki Badai (antologi puisi brsama Abidah El-Khalieqy, dkk, Tuas Media, 2015) 
Antologi puisi tunggalnya yang sudah terbit adalah, Puasa Dan Rasaku (Tuas Media, 2013) dan Tadarus Kerinduan (2014)
Taberi Lipani juga pernah menjuarai Lomba Bakisah Bahasa Banjar Museum Banjarbaru, Kalimanan Selatan. Kini Taberi Lipani aktif sebagai pegiatsastra di LapakSeni Dan Sastra Dwi Warna Hulu Sungai Tengah dan sejak tahun 2000 aktif sebagai Ketua Bidang Sastra Dewan Kesenian Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan.



Tajuddin Noor Ganie (Banjarmasin)

Sungai Meliuk-Liuk Mengejar-Ngejar Gerimis

Sungai meliuk-liuk mengejar-ngejar gerimis
yang meluruhkan mimpi-mimpi buruknya
ke pucuk-pucuk belukar bakau
yang merangas di hilir

Akulah sungai yang meliuk-liuk itu
dan engkau adalah gerimis
yang kukejar-kejar itu
semuanya berubah menjadi abadi
ketika humus-humus bakau yang renta
merayap ke samudera mengikuti
jelujuran akar-akar lumut di batu

Banjarmasin, 29 Desember 2013
  
Tajuddin Noor Ganie (TNG) lahir di Banjarmasin, 1 Juli 1958. Sarjana S.1 PBSID STKIP PGRI Banjarmasin (2002) dan Sarjana S.2 FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin (2005). Dosen PBSID STKIP PGRI Banjarmasin untuk mata kuliah: (1) Penulisan Kreatif Sastra, (2) Pendekatan kajian sastra, (3) Penelitian Sastra dan Pengajarannya, (4) Kajian Sastra Banjar, (5) Kajian Puisi, (6) Kajian Prosa Fiksi, dan (7) Kajian Drama.
Menulis karya sastra meliputi puisi, cerpen, novel, dan esei sastra tahun 1980. Puisi dan cerpen karangannya telah dimuat di sejumlah antologi puisi dan antologi cerpen terbitan Banjarmasin, Jakarata, dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Antologi puisinya berjudul Bulu Tangan diterbitkan oleh Penerbit Tuas Media Kertak Hanyar, 2011), dan antologi cerpennya berjudul Masa Lalu di Banjarbaru juga diterbitkan oleh Penerbit Tuas Media Kertak Hanyar, 2011).
Penerima Anugerah Pemuda Pelopor Bidang Sastra dari Menteri Negera Pemuda dan Olahraga (Ir. H. Akbar Tanjung, 1991), Hadiah Seni Bidang Sastra dari Gubernur Kalsel (Ir. H. Gusti Hassan Aman, 1998), Anugerah Astraprana sebagai Sastrawan Banjar dari Kesultanan Banjar (Sultan Haji Khairul Salleh Al Mu’tashim Billah, 2014), Anugerah Budaya dari Gubernur Kalsel (Drs. H. Rudy Ariffin, MM).





Thomas Budi Santoso (Kudus)

Adakah Tangis yang Melebihi Tangisku

adakah tangis yang melebihi tangisku?
karena tangisku adalah seribu tangis
yang menyungai air mata
tangis setua usia cinta
tangis seribu tetes darah tersisa
tangis di atas tangis
di atas tangisnya tangis
anak-anakku
tangis di atas tangis
di atas seribu tangis
kesalahanku masa lalu
tangis di atas tangis
di atas segala tangis
mereka yang kucinta

19 November 2007.
  
Thomas Budi Santoso lahir di Pati, 19 November 1944. Menulis puisi sejak tahun 60-an. Beberapa puisinya dimuat di antologi puisi Masih Ada Menara, Sajak Kudus – 12 Penyair Indonesia, 142 Penyair Menuju Bulan (antologi puisi penyair nusantara), Nyanyian Sepasang Daun Waru & Dunia Bogam Bola (antologi puisi 2 penyair); Krueng Aceh, Puisi-Puisi Penyair Jawa Tengah, Akulah Musi, Jilfest-The 2nd Jakarta International Literary Festifal 2011, Bima Membara, Requiem bagi Rocker, Dari Sragen Memandang Indonesia, Sauk Seloko, Puisi Menolak Korupsi, Dari Bumi Yang Sama, antologi puisi Kampung, Bayang-bayang Menara, Majalah Horison, Sinergi, SKH Republika, Sinar Harapan, Suara Pembaruan, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Wawasan, Kedaulatan Rakyat, Solo Pos, Merapi, Tabloid Boemipoetra, koran Faktual. Sebagai Penasehat Dewan Kesenian Kudus dan Penasehat Keluarga Penulis Kudus. Kini, tinggal di Kudus. 
  


Thomas Haryanto Soekiran (Purworejo)

Antasena

dimulai dari keterlibatan membuai sungai
kali serayu sampai lembah ngarai
kali kelawing cing cing goling
pandawa mati lemas  kena jimat
dan kuhidupankan lagi lima mayat
yang ternyata salah satunya adalah bapaku!

2016, Padepokan seni matahariku purworejo 

Thomas Haryanto Soekiran lahir pada 25 Desember 1961 di Purbalingga, Banyumas, Jawa Tengah. Pendidikan keseniannya ia dapat pada 1984 di Padepokan Seni Bagong Kussudiardjo Yogyakarta dan pada 1988 di Sanggar Gelak Suka-nya Agus Melasz Jakarta. Berkenaan dengan karya tari, pada 1985 ia nggelar tari OPERA KELAHIRAN, 1985 nggelar tari ORANG KUBU DIHUTAN IMPROVISASI, 1986 nggelar pentas di LP/RUMAH TAHANAN PURWOREJO, 1987  nggelar KEMAH BUDAYA dipantai ketawang purworejo, 1987 nggelar tari BANGSAT, dan 1987nggelar tari SAMPUR GUNUNG. Hingga kini karya tersebut masih ditarikan oleh penari tradisi.

            Dalam hal berteater, pada  tahun 1986 nggelar MEGA MEGA naskah Arifin C. Noor, 1987 nggelar MENCARI BAPA naskah WS Rendra, 1988 nggelar  RAMA SINTA naskah sendiri, 1990  nggelar DIAJENG KUNTHI PENJUAL TEMPE tiga penyair jateng, 1995    nggelar monolog NGOMONG naskah sendiri, 2007  nggelar SEMAR naskah sendiri, 2009 nggelar pentas di LP/RUMAH TAHANAN ANAK KUTOARJO, 2010 nggelar monolog SEMAR kolaborasi dengan senirupa, dan pada  2011 Monolog Roadshow indonesia.

Puisi-puisinya tersebar diberbagai media indonesia, yakni pada 1988 dalam antologi RIAK BOGOWONTO kopisisa purworejo, 1996 dalam        antologi ISTIRAH padepokan seni matahariku purworejo, 1998 dalam antologi JENTERA TERKASA Taman Budaya Jateng, Forum Sastra Surakarta, 2000 dalam antologi KIDUNG BULAN TERTIKAM kopisisa purworejo, 2010 dalam antologi PENYAIR INDONESIA ANGKATAN KOSONGKOSONG DKD Tegal, 2011 dalam antologi PENYAIR JAWA TENGAH Dewan Kesenian Jawa Tengah, 2012 dalam antologi DARI SRAGEN MEMANDANG INDONESIA Dewan Kesenian Sragen, 2013 dalam antologi PUISI MENOLAK KORUPSI Jilid 1 dan 2 Forum Sastra Surakarta, 2013 dalam antologi HABIS GELAP TERBITLAH SAJAK Dewan Kesenian Sragen, 2013 dalam antologi TIFA NUSANTARA SATU  Dewan Kesenian Tangerang, 2014 dalam antologi  FLY OVER MERAH PUTIH teaterKAIL Jakarta, 2014        dalam antologi NEGERI POCI LIMA NEGERI LANGIT 153 pemyair Indonesia, 2014 dalam antologi LUMBUNG PUISI SASTRAWAN INDONESIA HMBM Indramayu, 2014 dalam antologi PENGANTIN LANGIT  Komunitas Sastra Indonesia, 2014 dalam antologi MEMO UNTUK PRESIDEN Forum Sastra Surakarta, 2014 dalam antologi SANG PENEROKA 106 penyair Indonesia, 2014 dalam antologi DUKA GAZA DUKA KITA 99 penyair Indonesia, 2015 dalam  antologi PROGO 3 Komunitas Sastra Temanggung, 2015 dalam antologi PUISI MENOLAK KORUPSI jilid 4 Farum Sastra Surakarta, 2015 karya puuisinya masuk KLIPING SASTRA INDONESIA, 2015 dalam antologi TIFA NUSANTARA DUA Dewan Kesenian Tangerang, 2016 dalam antologi  BUNGA PUTRA BANGSA 70 penyair Indonesia, 2016 dalam antologi  MEMO UNTUK WAKIL RAKYAT 134 penyair Indonesia,  


Keterlibatannya  dengan organisasi kesenian, pada 1985  mendirikan Study Teater Purworejo, 1995 mendirikan TeaterNYA PURWOREJO, 2007—2017 Pengurus Dewan Kesenian Purworejo Komite Teater/Ketua Satu, 2009—2013 Pengurus Dewan Kesenian Jawa Tengah Komite Teater, 2009   Mendirikan Padepokan Seni Matahariku Purworejo, 2012 Ngampu teater di SMA Taruna Nusantara Magelang.


Saat ini tinggal di Desa Bandung Kidul 01/03 94 Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo, Indonesia. Dengan satu istri satu anak Adriana Juli Prijanti, SH. - Florentina Indah Kencana Matahari. Nomor ponsel 08122969558.


Silakan klik Daftar Isi untuk membaca bagian-bagian lainnya.

0 comments: