Monday, January 10, 2022

Puisi Gusti Indra Setyawan dalam Meratus


Jangan Biarkan Dia Terjamah

Bilamana bukit, hutan dan sungaimu telah terjamah
Akankah kau diam tanpa bicara
Tanpa kata
Tak sederet pun ucap kau bahasakan
Tak ada tindak pun kau gerakkan
Kalau ini yang kau mau, maka hancurlah mahkota
Tinggal petang yang menjemput
Tanah, sungai, hutan, dan bukit adalah nyawa
Pegunungan meratus adalah sukma
Hidup dan langkahku adalah raga
Raga tanpa nyawa adalah hampa
Dan jagalah bibir sungaimu dari jejak tapak
Dan tangan yang terluka
Yang nantinya akan terbakar
Dan jagalah bukit, hutanmu dari cengkeraman tangan raksasa
Yang menggilas tanpa ampun
Maka kalian yang akan terluka
Tak merasakah kalian dihinakan
Tak merasakah kalian dikucilkan
Tak merasakah kalian dimatikan walau terlihat hidup
Dan jagalah tanahmu dari cengkeraman
Yang menggilas karena petak demi petak
Pasti berarti untuk anak cucu
Jagalah pegunungan meratus dari sihir yang menggila
Janganlah sesal itu ada, tinggal kenangan, tanpa penyesalan
Maka kau akan dikutuk

Tanjung, 7 Januari 2019


Gusti Indra Setyawan dilahirkan di Kota Barabai, Kalimantan Selatan. Selain aktif dalam Sanggar Langit Tanjung, Komunitas Sastra Indonesia (KSI), dan Dewan Kesenian Tabalong (DKT), dirinya sangat produktif dalam menghasilkan puisi. Banyak puisinya tersebar di berbagai antologi bersama, antara lain Doa Pelangidi Tahun Emas (2009), Menyampir Bumi Leluhur (2010), Seloka Bisu Batu Benawa (2011), Balian Jazirah Anak Ladang (2011), Sepercik Tangisan Rindu (2012), Sungai Kenangan (2012), Selembar Daun Sehijau Pucuk (2013), Tadarus Rembulan (2013), Merangkai Damai Penyair Nusantara (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), lje Jela - Tifa Nusantara 3 Marabahan (2016), Maumang Makna di Huma Aksara (2017), dan A Skyful of Rain - Antologi Puisi Banjarbaru's Rainy Day Literary Festival (2018). 

Adapun buku kumpulan puisi tunggalnya yang diterbitkan adalah Secangkir Air Mata Gusti Indra Setyawan (2012) dan Kabut di Ujung Senja Gusti Indra Setyawan (2015). 
---------------------------------------------------------

Sumber tulisan: buku Meratus (Nyanyian Rindu Anak Banua)

Sumber ilustrasi: Pixabay


0 comments: