Thursday, December 16, 2021

Kandang Ayam di Luar Dugaan

 (Serial Santuy Utuh Bakencong)


Derasnya hujan tak menyurutkan niat Utuh Bakencong membuat rak bunga impiannya. Berbekal sebuah payung ia menerjang guyuran air dari langit. Udara basah yang dingin juga tidak mampu menahan langkahnya. Ia terus berjalan dan tibalah dirinya di tempat orang jual kayu bangunan.

Setibanya di sana, paman Gayam ternyata tidak berada di tempat. Penjual kayu itu sedang makan di warung acil Haruan. Beberapa waktu Utuh Bakencong menunggu, terus menunggu hingga paman Gayam muncul di hadapannya. Dan, ibarat buah masak di pohon, Utuh Bakencong akhirnya membawa pulang empat batang kayu di bawah terpaan hujan dan dinginnya udara yang basah. 

"Lelah juga membawa kayu. Mana harinya hujan lagi. Untunglah bahannya sudah ada. Kini tinggal membuat rak bunganya. Oh rak bunga!" gumamnya sambil tersenyum-senyum sendiri membayangkan rak bunga yang cantik rupawan.

Tak lama kemudian ia pun menyiapkan peralatan seperti palu, gergaji, dan meteran miliknya. Ya, pria muda ini memang sudah sejak kecil menyukai dunia pertukangan. Jadi wajar jika dirinya pun gemar membeli peralatan di dunia itu. 

"Sekarang semua peralatan sudah siap digunakan. Saatnya bergerak!' serunya.

Utuh Bakencong mulai mengukur panjang kayu yang ia butuhkan. Hatinya berbunga-bunga. Sedang pikirannya berada dalam bayangan akan indahnya tanaman-tanaman hias di rak bunga impiannya nanti.

Lalu dengan hati-hati ia menggergaji satu per satu  menjadi potongan-potongan pendek. 

Sambil melepas lelah sehabis menggergaji, ia bergumam, "Selesai juga aku memotong-motong empat batang kayu ini."

Perlahan ia letakkan semua potongan kayu itu di lantai. Sementara itu bayangan tanaman hias dalam kepalanya tadi hilang entah ke mana. Ia amati lekat-lekat hasil potongan di hadapannya. 

"Tunggu! Sepertinya potongan-potongan ini tidak sesuai dengan rencana semula. Waduh! Coba kupastikan lagi!" gumamnya.

Beberapa saat ia pun sangat serius mengamati semuanya.

"Yaaaaah benar ini ternyata salah! Kalau mau membuat rak bunga tidak seperti ini panjangnya! Wadduuuuuuh! Lantas bisa dibuat apa ya kayu-kayu ini?" Utuh Bakencong benar-benar bingung.

Dirinya tersandar di kursi panjang dengan pikiran yang mampet dan hati yang gundah.

Dan, tiba-tiba saja sebuah ide mendarat di kepalanya, "Ya! Aku tahu sekarang! Potongan-potonhan kayu ini akan kubuat kandang ayam. Benar, kandang ayam!"

Tanpa membuang waktu, ia langsung bergerak membuat kandang ayam di luar dugaannya itu. Satu demi satu potong kayu dirakit menjadi rangka yang kukuh. Selanjutnya ia pasang kawat sebagai dindingnya. Tidak lupa dirinya pun membuat pintu kandang tersebut. 

"Akhirnya selesai juga!" serunya dengan hati gembira. (MJA)

Saksikan pula film pendek serial ini di video berikut.



0 comments: