Wednesday, December 9, 2020

Shantined, dari Yogyakarta dan Lama Berkiprah dalam Sastra di Bumi Borneo


Keluarga Shantined di Yogyakarta adalah keluarga yang menggemari bacaan. Ia memiliki beberapa nama pena dalam dunia kepenulisan. Pemilik beberapa blog sastra tersebut sering menggunakan nama Shantined atau Shanti dalam karya-karyanya. Bakat menulisnya sudah mulai terlihat pada masa kecilnya. Karangannya yang berjudul "Gerhana Matahari Total" meraih juara I dalam Lomba Mengarang Tingkat SD se-Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 1983. Pada saat itu dirinya sedang duduk di bangku kelas IV sekolah dasar. 

Selain belajar secara autodidak, ia mengasah kemampuan menulisnya melalui organisasi penulis Jaring Penulis Kaltim (JPK). Dirinya menyebutkan nama Korrie Layun Rampan dan Amien Wangsitalaja--yang merupakan salah satu pendiri JPK--sebagai orang yang ikut berperan mewujudkan keinginannya menjadi sastrawan. Selain Jaring Penulis Kaltim, ia juga aktif di beberapa wadah kepenulisan dan sastra, seperti Borneo's Women Community (BWC) dan Dewan Kesenian Balikpapan (DKB). Dalam kepengurusan DKB, Harsanti membidangi Komite Sastra.

Aktivitasnya yang masih berhubungan dengan dunia kepenulisan adalah menjadi pemateri dan pembicara dalam berbagai acara sastra. Beberapa acara yang pernah mengundangnya sebagai pembicara adalah Workshop Kepenulisan dan Jurnalistik yang diadakan di Samarinda pada tahun 2007 oleh Borneo's Women Community, Dialog Sastrawan Kalimantan yang diselenggarakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2006, dan beberapa acara bedah buku yang dilaksanakan di Perpustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur serta RRI Samarinda. Selain menjadi pemateri dan pembicara dalam berbagai acara sastra, Shantined juga aktif hadir dalam berbagai acara sastra. Beberapa kegiatan sastra yang pernah diikuti olehnya adalah membaca puisi di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta pada Malam Cakrawala Sastra Indonesia tahun 2005, membaca cerpen dalam acara Kongres Cerpen Indonesia tahun 2005 di Pekanbaru, dan ikut serta dalam Pesta Penyair Indonesia 2007 Sempena The 1st Medan International Poetry Gathering.

Ia menulis puisi sejak duduk di bangku sekolah dasar. Karya-karyanya yang berupa puisi telah dibukukan dalam beberapa antologi, seperti Antologi Puisi Perempuan Penyair Indonesia 2005 (Risalah Badai & Komunitas Sastra Indonesia), Negeri Terluka; Antologi Puisi Perempuan Penyair Indonesia (Risalah Badai, 2005), Dian Sastro For President; The End Of Trilogy (Akademi Kebudayaan Yogyakarta, 2005), Perkawinan Batu; Antologi Puisi Suara Kalimantan (Dewan Kesenian Jakarta, 2005), Selendang Pelangi; Antologi Puisi 17 Penyair Perempuan Indonesia (Indonesia Tera, 2006, dengan editor Tuty Heraty), 142 Penyair Menuju Bulan; Antologi Puisi Penyair Nusantara (Kelompok Studi Sastra Banjarbaru, Kalimatan Selatan, 2006), Medan Puisi (Laboratorium Sastra Medan, 2007), dan Menatap Masa; Antologi Puisi Penyair Balikpapan 2007 (Dewan Kesenian Balikpapan, 2007). Dalam buku antologi Menatap Masa tersebut ia juga berperan sebagai editor. Berikut puisi karya Shantined dalam Antologi Puisi Perempuan Penyair Indonesia 2005. 

COTO MAKASSAR
Karya Shantined

Resah resah telah dipadatkan menjadi sebungkus ketupat
bersama semangkok cotto makassar, kujadikan sarapan
hatinya, ampulnya, jantungnya, babat dan ususnya
diambil dari tubuhku tadi subuh
kuahnya dari darahku
yang di botol kecap itu air empedu
dan jeruk nipis terbuat dari keringatku

Lahap aku memakannya
semangkok kurang, ingin tambah
maka ku pesan pada penjualnya semangkok lagi
dan kubiarkan tubuhku di sembelih sekali lagi
aku toh terbiasa makan dagingku sendiri

Harsanti mengidolakan pengarang Pipit Senja dan Korrie Layun Rampan. Menurutnya, mereka adalah sastrawan yang konsisten dalam dunia kepengarangan. Keberadaan dua orang pengarang tersebut menjadi pemacu Harsanti untuk berkarya. Harsanti pun mencoba mengikuti jejak idolanya dalam berkarya.

Selain muncul dalam beberapa antologi, karya-karyanya yang berupa puisi juga dimuat dalam berbagai media cetak dan ditampilkan dalam ruang maya atau internet. Beberapa puisi karyanya dimuat dalam berbagai media cetak, seperti harian Kedaulatan Rakyat (Yogyakarta), Suara Pembaharuan (Jakarta), Tribun Kaltim, Tabloid Dinamika & Kriminal (Lampung), Majalah Horison, dan Ben!. Dalam internet, ia juga memublikasikan puisi-puisinya melalui cybersastra, sebuah laman yang menampilkan berbagai karya sastra di internet. Dirinya juga mengumpulkan puisi-puisinya dalam sebuah blog pribadinya, yaitu yang dapat diakses di www.panjipatah.blogspot.com. Berikut kutipan salah satu puisi yang terdapat dalam blog tersebut.

BUNGA LIAR YANG TUMBUH DI RAMBUT MAYANGMU
Karya Shantined

Dan sore itu
Tetes madu yang jatuh dari bibirmu
Telah membasahi seluruh lantai dansa

Seperti engkau telah memaniskan
Sekuali racun
Demikianlah telah terpikat ribuan lebah
Pada sekelopak mawarmu
Yang ranum
Yang merah

Tapi benarkah madu?
Ketika pilihan menjadi teramat pelik
Dan rantai rantai tak jua mampu membelenggumu
Kau melenggang di tengah padang gersang
Dengan sekepal gundah yang tiba tiba datang
Sama seperti angin yang kencang mengirim hujan
Tanpa kau sempat berteduh dari terjangnya

Lalu pagi ini kau terjaga
Mengusap salju yang mulai membatukan mayang rambutmu
Disitu juga telah tumbuh setangkai bunga liar
Ya, setangkai bunga liar
Yang menjulur, meriap diantara ikal mayang rambutmu
Membuat wajahmu nampak eksotik
Lugu namun menggoda
Hmm....

Hen, setangkai bunga liar itu tak sepadan sebenarnya
Dengan sekelopak mawar yang tumbuh dari hatimu
Betapa kecantikan yang berbeda telah membuatmu ngungun

Ini hidup Hen, mesti selalu bertarung
Dengan mesin waktu yang tak juga tercipta
Detik terus saja berjalan
Yang pudar hanyalah jasad, tubuh, rupa, badan, raga
Tapi tidak dengan jiwa, ruh, hati nurani, budi baik dan pekerti mulia

Melangkahlah tanpa ragu, Hen
Cabutlah setangkai bunga liar itu
Sebelum rimbun kepalamu oleh akar belukarnya
Wangikan saja dunia dengan sekelopak mawarmu
Warnai dengan pesona merahnya

Seperti sore ini
Secangkir teh hangat tersaji di meja kita
Telah manis oleh kerlingmu

(www.panjipatah.blogspot.com)


Selain berkarya dalam bentuk puisi, dirinya juga membuat karya yang berbentuk cerpen. Cerpen-cerpen karyanya sering mengisi berbagai media cetak, antara lain, harian Lampung Pos, Kaltim Post, dan Tribun Kaltim. Cerpennya yang berjudul "Petir" masuk dalam antologi Bingkisan Petir; Antologi Cerita Pendek Cerpenis Kalimantan Timur diterbitkan oleh Penerbit Mahatari dan Jaring Penulis Kaltim (JPK) pada tahun 2005 dengan Editor Korrie Layun Rampan. Kumpulan cerita pendeknya dapat dilihat dalam sebuah blog yang dapat diakses di www.pesisirpantai.blogspot.com.

Sumber: Biografi Pengarang Kalimantan Timur

0 comments: