Setelah Pertemuan
telah menyemaikan berjuta tunas anggur
memekarkan kuncup jadi mahkota bunga
dengan segala wewangiannya
telah membangun kubah-kubah hijau
di segala penjuru dan ceruk terdalam
keindahan samudera cintaku
selain terus merinduimu sehabis-habis rindu
menyebut namamu indah di lubuk hatiku
karena cinta tak pernah mengenal harga
maka kucintai engkau tanpa perhitungan lagi
tak'kan kubagi cemburuku pada sesiapa
wahai, biarkan aku sendiri, kekasih
menanggungkan gelisah dalam sakit rindu ini
agar ia terlunaskan dipanggang api cintaku
menggelepar luruh dalam tragika rindu ini
agar tak sempat aku berpaling dari cintamu
Pelaihari, 3 Maret 2010
Semesta Rinduku
dari negeri bersulam kabut bertatah intan rahasia
kepada pekat malam yang menanti purnama tiba
kepada laut biru yang menekuri amuk gelombang
kepada langit jingga yang merelakan matahari senja
kepada segala perindu yang lelah mengeja dunia
yang melepas burung-burung pada liar kepaknya
membiarkan dingin sungai mengekalkan arusnya
menciumi aroma bunga di jelang layu kelopaknya
mendahagakan kapal mimpi di lepas jangkarnya
melarutkan berjuta kata bagi para penyair gila
akulah penyair yang gila pada keindahan bahasamu
mengapa gelora rindu ini tak pernah terlunaskan?
Pelaihari, 12 Februari 2010
Biodata Jamal T. Suryanata
Lahir di Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, 1 September 1966. Peserta Writing Program Majelis Sastera Asia Tenggara (1999) dan Ubud Writer's and Reader's Festival (2004). Bukunya yang sudah terbit, antara lain, Untuk Sebuah Pengabdian (1995), Di Bawah Matahari Terminal (2001), Problematik Pembelajaran Bahasa dan Sastra (2003), Galuh (2005), dan Boneka untuk Brenda (2005).
Puisinya terhimpun dalam antologi bersama Festival Puisi Kalimantan (1992), Mimbar Penyair Abad 21 (1997), dan Seribu Sungai Paris Barantai (2006). Bukunya yang baru terbit adalah antologi puisi Debur Ombak Guruh Gelombang (2010) dan antologi cerpen Bintang Kecil di Langit yang Kelam (2010). PNS Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Laut dan Wakil Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Tanah Laut di Pelaihari. Menerima Hadiah Seni (Sastra) Gubernur Kalimantan Selatan (2006) danP PenghargaanSastra Balai Bahasa Banjarmasin (2007).
0 comments:
Post a Comment