Monday, May 25, 2020

Demonstrasi Hong Kong, Perjuangan Sipil yang Harmonis



Warga Hong Kong yang berjuang demi demokrasi di kota itu - CBC News 


Ribuan Orang Hong Kong turun ke jalan menentang langkah Republik Rakyat Cina memberlakukan undang-undang keamanan nasional di kota itu. Artinya, dengan undang-undang tersebut, Pemerintah Cina melalui otoritas Hong Kong dapat melarang kegiatan separatis dan subversif, serta campur tangan asing di wilayah Cina semi-otonom ini.
 
Ada dua poin dalam paragraf di atas. Aksi dan reaksi. Aksi Pemerintah Cina memberlakukan undang-undang telah mengakibatkan atau memicu reaksi warga Hong Kong. Sebuah kausalitas yang sering terjadi dalam kehidupan bernegara. Dan, reaksi semacam itu sangatlah wajar.

Ibarat perjalanan dalam sebuah bus antarkota, jika sopir yang memegang kendali berbuat salah, semisal, melakukan aksi ugal-ugalan, tentu para penumpang akan bereaksi agar kesalahan itu dapat diperbaiki. Idealnya, pemimpin mana pun haruslah mau mendengarkan suara rakyat, mengoreksi perbuatannya, dan melakukan perbaikan agar dapat diterima semua kalangan.

Begitulah kira-kira yang idealnya dilakukan Presiden Cina terhadap reaksi warga Hong Kong terkait undang-undang tersebut. Tindakan represif seperti yang terlansir CBC News yakni polisi Hong Kong menembakkan gas air mata dan meriam air kepada pengunjuk rasa di sebuah distrik perbelanjaan populer, bukanlah solusi. Tindakan brutal seperti itu malah akan lebih memperparah keadaan.

Banyak video kekerasan oleh polisi Hong Kong terhadap pengunjuk rasa tersebar di media sosial. Darah berceceran dan korban berjatuhan.

Kubu pro-demokrasi mengatakan proposal undang-undang itu bertentangan dengan kerangka kerja "satu negara, dua sistem" yang menjanjikan kebebasan Hong Kong yang tidak ditemukan di daratan Cina.

Dikabarkan, kerumunan demonstran berpakaian hitam berkumpul di distrik Causeway Bay pada hari Minggu, meneriakkan slogan-slogan seperti "Berdiri bersama Hong Kong," "Bebaskan Hong Kong", dan "Revolusi zaman kita."

Protes itu merupakan kelanjutan dari gerakan pro-demokrasi selama berbulan-bulan di Hong Kong yang dimulai tahun lalu dan kadang-kadang turun menjadi kekerasan antara polisi dan pengunjuk rasa.

Ada hal menarik di sini. Ada kekompakan yang harmonis antarwarga Hong Kong. Mulai dari pelajar hingga orang penting turun di jalan. Mereka semua sama-sama bersuara bulat memperjuangkan demokrasi tetap hadir di wilayah mereka. Ini perjuangan yang tidak gampang. Sebab, mereka harus berhadapan dengan Partai Komunis Cina yang berkuasa.

Meski demikian, selama perjuangan mereka tetap harmonis seperti paduan suara yang kompak, agaknya akan membuahkan hasil yang manis.

Seperti berbatang-batang bilah sapu yang diikat rapi akan membentuk kekuatan baru yang susah untuk dilumpuhkan.

0 comments: