Sunday, September 15, 2019

Perlukah ASEAN Bersatu Lawan Kabut Asap Lintas Batas Negara?


Kabut asap telah menjadi momok bagi Indonesia. Betapa tidak? Indonesia selalu menghasilkan asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) setiap tahunnya.

Sebut saja 2006, 2009, 2012, 2015, dan tahun ini merupakan contoh tahun-tahun terparah dalam hal kabut asap di negeri berjuluk Jamrud Khatulistiwa ini.

Kalimantan dan Sumatera menjadi daerah terbanyak penyumbang asap akibat karhutla.

Bahkan, bukan hanya Indonesia sebagai negara satu-satunya terdampak kabut asap. Negara-negara jiran seperti Malaysia dan Singapura juga menjadi korban karhutla.

Indeks Standar Pencemar 24-jam  Singapura  mencapai level tidak sehat dengan angka melampaui angka 100 pada jam 4 sore, Sabtu (14/9/2019).

Menyikapi hal tersebut, seperti terlansir RMOL, Minggu (15/9/2019), Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air Singapura, Masagos Zulkifli dalam sebuah unggahan di Facebook akhir pekan ini mengatakan, "Ada kebutuhan untuk tekad yang lebih kuat dan kerja sama di antara negara-negara ASEAN untuk mengatasi masalah kabut lintas batas."

Ia menambahkan, "Kembalinya kabut asap adalah pengingat akan keseriusan masalah, yang telah mempengaruhi kawasan ASEAN selama bertahun-tahun. Keduanya mencemari udara yang kita hirup dan mengeluarkan gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim."

Selain itu, tersiar dalam Channel News Asia yang dikutip RMOL, Masagos menegaskan, "Seperti biasa, kami siap membantu menekan api di darat. Singapura telah menawarkan bantuan teknis pemadaman kebakaran ke Indonesia dan siap untuk menyebarkannya jika diminta oleh Indonesia."

0 comments: