Thursday, February 7, 2019

Kelep Namuey, Cerita Rakyat Dayak Ngaju



         
Seekor kura-kura yang sedang mengembara bertemu dengan seekor burung sabaru. Burung itu ingin mengikuti pengembaraan kura-kura. Dengan rasa persahabatan, burung itu terus mengikuti ke mana pun kura-kura pergi. Sampailah pada saat kura-kura diajak burung sabaru mengikuti perjalanannya di udara. Kura-kura itu pun dibawa terbang. Karena ketakutan, kura-kura memaksakan diri melepaskan tangannya dari punggung burung sabaru dan jatuh di semak-semak dengan bergantung pada sebuah akar di atas tanah.

Tidak lama kemudian seekor kera datang di tempat kura-kura yang sedang terayun-ayun pada akar itu. Ketika ditanya maksud perbuatannya, kura-kura mengatakan bahwa ia sedang menunggu ayunan milik pamannya, yaitu Hamaraja. Karena permintaannya untuk menggantikan pekerjaan menunggu ayunan itu tidak dikabulkan, maka kera melemparkan kura-kura itu, lalu ia segera mengikatkan ekornya pada akar tersebut. Dengan berteriak-teriak kesakitan, kera mengancam akan membalas dendam pada kura-kura.

Di tempat lain, kura-kura yang dilemparkan itu duduk mendekati sebuah rumah lebah. Kera datang dan ingin membunuhnya. Akan tetapi, kura-kura mengatakan bahwa ia sedang menunggu gong milik pamannya, Hamaraja. Kera tidak marah lagi dan menginginkan menggantikan pekerjaan menunggu gong. Keinginan itu ditolak oleh kura-kura. Dan dipukulnya sarang lebah sehingga lebah-lebah bertebangan ke luar menyengati kera.

Di tepi sungai, kura-kura sudah siap menunggui seekor buaya yang sedang mengambang di dekatnya. Kera datang dan melemparkan kura-kura jauh-jauh karena keinginannya menunggui perahu milik Hamaraja yang sebenarnya (perahu tersebut) adalah seekor buaya. Setelah kura-kura terlempar jauh, kera segera menaiki  tubuh buaya dan sedikit demi sedikit dibawanya buaya itu ke tengah sungai. Sesampainya di tengah sungai buaya menenggelamkan dirinyadan kera cepat-cepat berenang ke tepi sungai. Akan tetapi, sebelum kera itu sampai di tepi sungai, ia disambar dan disantap buaya itu.

0 comments: