Tuesday, January 29, 2019

Ada Apa Antara Jalan Umum dan Bahasa Indonesia?





Satu hal yang tak bisa kita pungkiri bahwa manusia normal tidak dapat langsung berjalan tanpa proses belajar.  Orang menyebutnya belajar berjalan.

Seorang anak mengalami proses itu secara bertahap hingga ia mampu berjalan dengan menggunakan kedua kakinya. Begitu pula dengan kemampuan berbahasa seseorang  yang didapat dari satu tahap ke tahap berikutnya hingga ia mampu berbahasa dengan lancar. Dan, di negara kita ada ratusan bahasa daerah dengan satu bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia.

Lalu, apa yang terpikir di benak Anda dengan fenomena bahasa di Indonesia ini?

Secara mudahnya begini. Kita dapat berkomunikasi dengan orang-orang di daerah kita sendiri dengan menggunakan bahasa daerah (kita). Di daerah Jawa dengan  bahasa Jawa, di Kalimantan Tengah dengan bahasa Ngaju, dan lainnya. Akan tetapi, pernahkah kita renungkan sebuah kenyataan bahwa bahasa daerah tersebut tidak dapat kita gunakan untuk berkomunikasi dengan orang-orang di luar daerah kita?

Tentu saja kenyataan tersebut mengandung sebuah pengertian bahwa kita sebenarnya memerlukan sarana penghubung yang dapat kita gunakan untuk berkomunikasi dengan orang-orang di luar daerah kita tersebut. Tidak lain sarana penghubung itu adalah bahasa Indonesia.

Nah, kembali kepada masalah berjalan kaki di atas, ketika seorang anak sudah mampu berjalan kaki tentu ia juga memerlukan sarana penghubung yang dapat digunakan untuk menuju satu tempat dan ke tempat lainya lagi. Sarana penghubung yang satu ini sudah sangat akrab dengan kita dan kita sebut dengan kata jalan.

Dengan kata lain, kita sangat memerlukan jalan umum untuk dapat menuju tempat-tempat yang kita inginkan dengan cepat. Sebenarnya bukan perkara berjalan kaki saja yang berhubungan dengan sarana penghubung yang satu ini. Dengan adanya alat transportasi yang dapat kita gunakan seperti sepeda motor dan mobil, sarana penghubung yang kita butuhkan haruslah jalan beraspal mulus.

Akan tetapi, mengenai sarana penghubung, baik jalan umum maupun bahasa Indonesia masih ada masalah. Masalah pada jalan umum tentunya kerusakan yang terjadi pada badan jalan itu sendiri di beberapa daerah. Bahkan, ada jalan penghubung antardesa yang belum beraspal dan rusak parah. Tentu ini sangat memprihatinkan. Kenyataan ini tentunya mengakibatkan kurang lancarnya arus lalu lintas di masyarakat.

Sementara masalah utama pada bahasa Indonesia lebih kepada realitas di lapangan bahwa bahasa Indonesia belum “membumi” secara keseluruhan di negara kita. Artinya, belum semua orang republik ini bisa berbahasa Indonesia. Ini biasanya terdapat di daerah-daerah sangat terpencil. Selain itu, masalah lainnya semisal  adanya pemakaian bahasa asing dalam kalimat bahasa Indonesia secara tidak tepat. Juga, masalah-masalah lainnya.


Kita berharap, jalan umum (beraspal mulus) dan bahasa Indonesia yang keduanya merupakan sarana penghubung bagi masyarakat dalam keadaan baik. Hal ini guna kelancaran arus lalu lintas dan komunikasi di negara kita.  

0 comments: