Wednesday, February 5, 2020

Belajar dari Jepang, Tanah yang Terpisah, tapi Berbagi Langit

Kotak bantuan virus Corona Wuhan dari Jepang - Twitter

"Lands apart, shared sky"

Begitulah yang saat ini masih viral seantero dunia. Ya, bukan hanya di Indonesia, sebuah kalimat tersebut ramai dibicarakan masyarakat internasional. Kalimatnya sederhana, tapi mengandung makna yang dalam.

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, lebih kurang berbunyi, tanah yang terpisah, (tapi) berbagi langit. Sebutlah orang Indonesia yang tinggal di Pulau Kalimantan terpisah dengan orang-orang di Eropa. Meski demikian, tanpa peperangan, saling berbagi langit yang tersambung menjadi satu. Ialah persaudaraan lintas negara dan benua.

Lantas mengapa kalimat itu viral?

Sebab, kalimat yang oleh sebagian orang disebut puisi ini dituliskan di sebuah kotak bantuan virus Corona Wuhan dari Jepang untuk warga Republik Rakyat China (RRC), khususnya di Wuhan.

Netizen China pun sangat terharu membacanya. Dan, kebanyakan pengguna media sosial merasa bahwa kalimat tersebut sebagai ungkapan solidaritas dari Jepang di tengah Corona Wuhan yang kian mewabah.

Kenyataannya respons Jepang memang besar terhadap wabah virus Corona ini, bahkan bisa dikatakan jauh lebih baik daripada banyak negara lainnya. Secara resmi, Pemerintah RRC juga sudah
menyampaikan terima kasih kepada Jepang atas sikap dan dukungannya terhadap Cina, ketika negara lain mengalihkan diri.

Khusus mengenai kalimat puitis yang viral itu, sebenarnya diambil dari baris puisi dalam cerita Jepang, T Daiwaj Tseiden. Isi ceritanya tentang biksu Buddha China bernama Jianzhen yang bepergian di Jepang pada abad ke-8. Nah, Jianzhen ini mengatakan kepada murid-muridnya bahwa baris puisi ini dijahit ke jubah yang diberikan kepadanya oleh seorang raja Jepang, yang mengundangnya untuk memberikan ceramah di Jepang.

Karena ketulusan sang raja Jepang, maka hati biksu itu pun tergerak untuk menerima undangan tersebut.

0 comments: