Monday, June 17, 2019

Selembar Kenangan tentang Desa Bantuil dan Kota Marabahan



Mungkin sebagian orang setuju bahwa kenangan tak mesti berkaitan dengan kekasih saja. Kenangan bisa juga berhubungan dengan hewan kesayangan, rumah, desa, kota atau yang lainnya.

Begitulah pula dengan kenangan yang masih membekas dalam ingatan saya pada dua tempat, yakni Desa Bantuil dan Kota Marabahan. Keduanya terletak di Kabupaten Barito Kuala (Batola). Sebuah kabupaten di Kalimantan Selatan yang berbatasan langsung dengan Kalimantan Tengah.

Nah, karena kedekatannya dengan provinsi tetangga itu, sebagian orang lalu menduga hal tersebutlah yang menjadi penyebab salah satu media sosial memasukkan Kota Marabahan ini dalam wilayah Kalimantan Tengah. Tapi, entahlah? Mungkin bisa juga karena hal yang lainnya.

Baiklah, kita tinggalkan perkara dugaan itu. Kita kembali ke dua tempat tersebut di atas. Jujur saja, saya masih teringat, saat di Desa Bantuil pernah terlahir satu ide penulisan di kepala saya. Tepatnya  pada tahun 2008 lalu. Kala itu, saya pun bertanya-tanya, mengapa tidak saya tulis saja sebuah novel berlatar Batola. Toh, dari sekian kabupaten dan kota yang ada di Kalsel, kabupaten ini begitu kental dengan hubungan harmonis antara tiga suku besar yang hidup berdampingan. Ada Suku Banjar, Suku Bakumpai, dan Suku Jawa. Ini menarik. Maka, saya pun menuliskannya dan alhamdulillah selesai pada tahun 2011.


Ada Anggapan Desa Bantuil Sepi?

Bisa dikatakan Ini adalah anggapan hampir semua orang bahwa yang namanya desa tentulah sepi, termasuk Bantuil

Jika kita bicara sepi, barangkali lebih tepat jika disematkan pada pribadi masing-masing. Mengapa? Sebab, secara psikologis, di tempat ramai pun kalau seseorang sedang kehilangan, sebut saja pacar misalnya, maka yang bersangkutan akan merasa sepi. Bahkan, mungkin juga sangat sedih dan terpikir untuk bunuh diri. Dan, sebaliknya bagi orang-orang tertentu, sebut saja sastrawan, tempat paling sepi adalah tempat paling ramai. Betapa tidak? Ketika sastrawan bersunyi-sunyi di tempat sepi, jutaan ide berduyun-duyun datang kepadanya.



Jadi, menjawab pertanyaan apakah Bantuil sepi? Maka jawabannya tergantung pada siapa yang bersentuhan dan berdekatan dengannya. Yang jelas, rumah-rumah dan penduduknya di pusat desa sudah lumayan banyak dan hidup dengan rukun.


Bagaimana dengan Marabahan?

Adalah kota di pinggir Sungai Barito sekaligus Ibukota Barito Kuala. Untuk mencapainya, jika kita dari Banjarmasin, dapat ditempuh lewat jalur darat dan sungai. Saat ini, jalur daratlah yang banyak dipilih orang. Selain murah, juga cepat karena adanya jalan beraspal yang bagus. 




Bahkan, untuk mencapai kota ini tidak perlu lagi menggunakan feri saat menyeberangi Sungai Barito. Kita cukup menggunakan Jembatan Rumpiang yang terawat dengan baik.  




Sesampainya di jantung Kota Marabahan, kita disuguhi pemandangan Sungai Barito sebagai objek wisata utamanya. Di sungai ini ada pusaran air kecil yang dinamai ulek Marabahan. Perahu-perahu yang meilintas sebisanya dihindarkan dari ulek tersebut agar selamat. Pada gambar paling atas tulisan ini adalah papan nama yang menandai bahwa di dekat situ ada ulek yang menjadi salah satu objek wisata di sana.

Tak jauh dari tempat itu sebuah masjid besar berdiri kukuh. At-Taqwa namanya. Jadi, bagi umat Islam (yang sedang tidak berhalangan) bisa dengan mudah salat di dalamnya.




Ada juga taman kota yang sejuk. Sesekali kita bisa mengistirahatkan diri di sana. Selain itu, ada pasar tradisional dan hotel yang memadai untuk pendatang yang melancong di kota ini.

Memang tidak bisa disamakan dengan Bali dalam hal kedatangan orang-orang dari luar kota. Akan tetapi, kenyataan itu bukan berarti Marabahan minim pendatang. Ada kepentingan-kepentingan lain yang menyebabkan mereka mengunjungi tempat ini. Salah satunya selain berlibur adalah, meneliti. Ya, ada objek-objek yang dapat menjadi bahan penelitian di Marabahan dan sekitarnya. Jika pun di luar kota, misalnya saja Kecamatan Kuripan, para peneliti itu juga kadang menginap di Marabahan sebelum melanjutkan perjalanan mereka berikutnya.

Nah, jika Anda ingin bertualang ke dua tempat yang membuat saya terkenang dan saya tuliskan secara ringkas di atas, maka jangan ragu. Langkahkan kaki Anda menuju keduanya. Kemudian ambil hikmah yang ada. (MJA)

0 comments: