Thursday, January 3, 2019

Tip Menulis Cerita agar Diterima dan Diminati Anak (Bagian 1)


Secara umum, menulis dapat dikatakan sebagai keterampilan berbahasa. Lazimnya sebuah keterampilan, tentu tidak didapat secara instan. Perlu pengalaman menulis yang berulang-ulang. Di samping itu, diperlukan juga adanya strategi jitu agar tulisan, baik cerita, maupun lainnya diterima dan diminati pembaca sasaran. Nah, kali ini admin akan berbagai tip menulis cerita agar diterima dan diminati anak sebagai sasaran baca. Apa sajakah itu? Yuk baca satu per satu di bawah ini.

1.  Mengamati dan Memanfatkan Hal-Hal yang Digemari atau Disukai Anak 
Semua orang tentu mempunyai kegemaran masing-masing. Kegemaran itu bisa berupa menonton pertandingan sepak bola, memasak, berwisata, atau mungkin makan masakan tertentu.  Meskipun kegemaran orang berbeda-beda, akan tetapi pada kenyatannya banyak yang  memiliki kegemaran sama. Misalnya, menggemari tokoh hiburan, bermain game online, atau menonton pertandingan sepak bola, dan lainnya. Sebut saja para penggemar sepak bola. Mereka begitu antusias terhadap segala hal berkaitan dengan dunia olahraga itu. Setidaknya mereka akan mencari informasi seputar jadwal pertandingan sepak bola lewat media-media bola daring. Itulah sebabnya, pihak media massa memanfaatkan kegemaran tersebut dengan menyajikan sepuar bola hingga mendapatkan keuntungan yang besar.
Hal ini membuat kita sadar bahwa kegemaran berefek pada minat baca seseorang. Dan, tentunya kita juga bisa memanfaatkan kegemaran anak-anak dalam menulis cerita. Contoh, anak-anak menyukai permainan point blank. Idealnya, kita tidak langsung menyikapinya dengan negatif. Dalam sebuah cerita yang kita buat, sisipkan unsur pendidikan seperti membagi waktu secara tepat. Yakni, ada waktunya untuk bermain, beribadah, belajar, dan lainnya dengan penyajian cerita yang semenarik mungkin. Bisa juga kita tanamkan sifat jujur dalam permainan dengan tidak bermain curang dalam cerita yang kita sajikan tersebut.
Dengan begitu, kita telah menghasilkan cerita yang menghibur dan bermanfaat atau istilah lazimnya dulce et utile.    

2.  Mengamati Tren Cerita yang Terbaru
Hal ini tidak melulu pada tema, tetapi lebih kepada bagaimana cerita itu disajikan. Penyajian cerita dengan alur, penokohan, perwatakan, latar, dan sekelumit unsur ekstrinsik yang bagus, lebih diutamakan dalam meningkatkan minat baca anak. Strategi kedua ini bisa ditempuh dengan cara berkunjung ke toko buku, terutama pada rak buku best seller, lalu membacanya.  Bisa juga dengan membaca cerita anak di surat kabar atau pun majalah semisal Bobo.

3.  Mengolah Tema dengan Pengembangan Cerita yang Disajikan Secara Menarik
Hal ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
-       Membuat kerangka karangan sebagai denah penulisan
Mengapa dikatakan sebagai denah? Karena, kerangka karangan atau outline sebenarnya denah yang membantu penulis mengarungi alur cerita hingga mencapai akhirnya. Seumpama saja kita mendapatkan undangan walimah yang lokasinya kurang dikenal. Sebut saja di Jalan Malkon Temon. Dari rumah kita untuk mencapai ke lokasi itu diperlukan denah, yakni melalui urutan jalan-jalan secara benar semisal dari Jalan Gatot Subroto, kemudian saat di simpang empat berlampu merah  lurus saja, dan jika ada lagi simpang empat berlampu merah kedua belok kiri, lalu saat berjumpa simpang empat ketiga tanpa lampu merah belok kanan. Di situlah Jalan Malkon Temon.
Begitu juga dengan menulis. Dari awal, terus menanjak, mencapai klimaks, lalu mulai mereda hingga akhir cerita.  Memang ada teori bahwa menulis itu ya menulis saja, tidak perlu kerangka karangan. Akan tetapi, perlu diingat berdasarkan pengalaman nyata, dalam menulis cerita tanpa kerangka karangan bisa membuat penulis tersesat. Bahkan, ada saja paragraf-paragraf yang terpaksa dihapus karena jauh melenceng dari ide semula.  Selain itu, kerangka karangan membantu penulis terhindar dari virus wb atau writer block yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, adalah bermakna kebuntuan dalam hal ide. 
Berikut contoh pembuatan kerangka karangan yang sangat sederhana:

Seorang anak perempuan bernama Sofiya berencana liburan ke pantai bersama keluarganya pada hari Minggu. Segala perlengkapan sudah disiapkan. Tapi, pada hari yang sama, akan diadakan pesta ulang tahun salah seorang temannya. Dia bingung harus memilih ikut liburan bersama keluarganya ataukah memilih menghadiri acara ulang tahun itu. Setelah dia memikirkannya dengan matang, menghadiri pesta ulang tahunlah yang menjadi pilihannya. Sontak pihak keluarganya menyayangkan sikapnya itu. Ibu, ayah, dan kedua adiknya berusaha membujuknya agar ikut liburan bersama mereka. Meski sudah dibujuk, dia tetap kukuh pada pilihannya. Alhasil, suasana tidak hangat pun terjadi di rumah itu. Karena keadaannya sudah demikian, ayahnya menawarkan solusi, yakni  berangkat ke pantainya lebih pagi agar pada sore harinya, anak perempuannya itu bisa menghadiri pesta ulang tahun temannya. Ide ayahnya itu pun terlaksana dan anak perempuan itu dapat berlibur sekaligus menghadiri undangan temannya.

Nah, kerangka karangan di atas dapat kita buat menjadi beberapa bagian agar mudah dalam hal pengembangannya menjadi sebuah cerita anak yang lengkap, yakni:

Bagian 1
Seorang anak perempuan bernama Sofiya berencana liburan ke pantai bersama keluarganya pada hari Minggu. Segala perlengkapan sudah disiapkan. Tapi, pada hari yang sama, akan diadakan pesta ulang tahun salah seorang temannya.
(pengembangan cerita….)

Bagian 2
Dia bingung harus memilih ikut liburan bersama keluarganya ataukah memilih menghadiri acara ulang tahun itu. Setelah dia memikirkannya dengan matang, menghadiri pesta ulang tahunlah yang menjadi pilihannya.
(pengembangan cerita….)

Bagian 3
Sontak pihak keluarganya menyayangkan sikapnya itu. Ibu, ayah, dan kedua adiknya berusaha membujuknya agar ikut liburan bersama mereka. Meski sudah dibujuk, dia tetap kukuh pada pilihannya.
(pengembangan cerita….)

Bagian 4
Alhasil, suasana tidak hangat pun terjadi di rumah itu. Karena keadaannya sudah demikian, ayahnya menawarkan solusi, yakni  berangkat ke pantainya lebih pagi agar pada sore harinya, anak perempuannya itu bisa menghadiri pesta ulang tahun temannya.
(pengembangan cerita….)

Bagian 5 (penutup)
Ide ayahnya itu pun terlaksana dan anak perempuan itu dapat berlibur sekaligus menghadiri undangan temannya.
(pengembangan cerita….)

-       Mengumpulkan bahan-bahan sebagai data penulisan
Data yang valid sangat dibutuhkan dalam menulis cerita. Dengan bahan ini, kita bisa lebih nyaman menuliskannya. Sehingga, penyajiannya pun akan lebih hidup dan menarik.
Perlu diingat pula, meskipun cerita yang kita tulis fiksi-sefiksinya, kita juga tidak diperkenankan menulis cerita yang tidak masuk akal. Misalnya saja seseorang yang berasal dari daerah tertentu mengambil latar tempat cerita di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Ternyata ditulis kota Banjarmasin ada di Provinsi Kalimantan Barat. Ini akan menjadikan ceritanya tidak menarik karena terjadi kesalahan data.
Lalu bagaimana caranya mengumpulkan bahan? Mengumpulkan bahan bisa turun langsung ke lapangan, bisa melalui studi kepustakaan dengan membaca buku-buku yang mendukung dan dapat dipercaya, atau bisa pula bertanya melalui telepon atau alat komunikasi lainnya kepada orang yang mengetahui realitas di lapangan.

-     Mengembangkan kerangka karangan.
Pengembangan ini dimulai dari membuka cerita dengan baik. Pembuka ini merupakan pintu masuk ke dalam cerita. Sifatnya adalah sebagai penarik atau pemancing agar pembaca meneruskan proses bacanya. Pembuka yang buruk berpotensi menyebabkan pembaca meninggalkan tulisan kita. Itulah sebabnya, membuka cerita idealnya harus memikat semisal dengan berisi pertanyaan yang menyimpan kerahasiaan. Sehingga, pembaca berusaha mencari jawabannya di bagian-bagian selanjutnya.
Contoh:

Pagi ini Sofiya menyendiri di kamarnya. Ruangan berwarna merah muda itu begitu sepi. Sesekali angin berembus masuk melewati jendelanya yang terbuka lebar. Sementara sepasang mata anak perempuan itu menatap selembar kertas yang dipegangnya. Ada gambar badut dan balon aneka warna menghiasi halaman depan kertas tersebut. Sedangkan halaman yang menghadap wajahnya tertulis undangan pesta ulang tahun. Ya, salah seorang temannya akan merayakan pesta itu pada hari Minggu ini. Ia pun bingung. Sebab, pada hari yang sama ia dan keluarganya akan  berlibur ke sebuah pantai.

Kutipan pembuka di atas memiliki potensi besar memunculkan rasa ingin tahu pembaca tentang sikap anak perempuan itu terhadap dua pilihan, yakni antara menghadiri pesta ulang tahun temannya ataukah ikut berlibur bersama keluarganya.  Dengan pembuka seperti ini sebenarnya kita telah membawa pembaca masuk ke dalam imajinasi. Rasa ingin tahu pembaca akan semakin besar jika bagian selanjutnya berupa pilihan yang sulit seperti berikut.

Beberapa waktu Sofiya berpikir keras tentang keduanya. Jika ia tetap berlibur bersama keluarganya, tentulah dirinya bisa bersenang-senang. Dia bisa berlarian di bibir pantai yang landai, bersuka ria menaiki banana boat, dan menikmati kesenangan lainnya. Tapi, temannya akan marah karena ia tidak datang ke pesta ulang tahun itu. Dan, jika ia memutuskan datang ke pesta ulang tahun temannya, bukan hanya beragam menu makanan yang bisa ia nikmati, tapi juga suasana riuh ramai bersama teman-temannya juga akan ia dapatkan. Meski demikian, pastilah keluarganya kecewa karena ia tidak ikut berlibur bersama mereka.

Setelah itu giringlah pembaca (anak didik sebagai sasaran baca) dengan paragraf-paragraf berisi jawaban atas keingintahuan atas dua pilihan itu.
Usahakan menggiring pembaca menggunakan alur lurus yang runtut agar tidak menimbulkan kerumitan. Sangat dianjurkan alurnya tidak bertele-tele agar tidak membosankan. Biarkan cerita mengalir secara alami hingga mencapai klimaks dan perlahan masuk pada peleraian atau resolusi yang berkesan.  

-       Menggunakan kalimat dengan bijak.
Maksudnya adalah mengembalikan bahasa seperti aslinya. Bahasa asli itu adalah bunyi. Jika kita ditanya bahasa itu apa? Tentu jawabanya adalah sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter dan konvensional. Kita tidak menjawab bahwa bahasa berupa aksara.
Maka, gunakanlah langgam bicara. Dengan kata lain berbicara kepada pembaca melalui tulisan akan membuat komunikasi  antara penulis dan pembaca menjadi hangat. Serasa saling berhadapan. Alhasil, pembaca akan lebih betah membaca. Dalam hal ini kita cukup memakai kalimat sehari-hari yang sederhana, tapi bertenaga.  Tidak perlu ada pemubaziran kata  dan hindari kalimat yang bermakna ambigu.


0 comments: