Thursday, May 28, 2020

#BoikotTVRI, Apakah Sekarang Waktunya?



Logo TVRI - Wikipedia


Di media sosial tanda pagar #BoikotTVRI sedang merajai topik pembicaraan. Sudah banyak orang termasuk tokoh publik menuliskan tanda pagar itu. Hingga siang ini terpantau 1.764 Tweet menyuarakannya.



Ada apakah gerangan?

Jawabannya satu karena Iman Brotoseno (IB) dilantik sebagai Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (Dirut LPP TVRI) pada Rabu, 27 Mei 2020.

Lantas, mengapa demikian?

Ini sangat terkait dengan rekam jejak sang direktur baru yang dinilai kurang cocok dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Contohnya IB beberapa kali menuliskan cuitan di Twitter tentang hal-hal yang masih dianggap tabu di negeri ini. Pada 21 November 2013, misalnya, ia menulis di Twitter, "Akhirnya kita menemukan bagaimana cara mempersatukan negeri. Ya dengan bokep."

Banyak pihak yang menyangkan pelantikannya sebagai orang penting di TVRI. Sebagian bertanya apakah tidak ada lagi orang lain yang lebih pantas daripada dirinya untuk mengisi jabatan tersebut. Ada kecemasan mendalam terkait masa depan televisi tertua di Indonesia ini. Padahal, TVRI sudah berkontribusi besar dalam hal informasi dan hiburan kepada masyarakat Indonesia sejak lama.

Apa kecemasan mendalam itu?

Tentu saja soal konten yang akan disiarkan ke depannya. Dengan rekam jejak IB yang terkesan sebagai maniak bokep tersebut, banyak pihak cemas TVRI akan menyiarkan tontonan yang kurang layak, terutama bagi anak-anak.

Akan tetapi, apakah sekarang sudah waktunya memboikot TVRI?

Bagi sebagian orang sudah waktunya. Mengapa? Karena, ada kecemasan mendalam jika generasi muda akan mendapatkan sajian negatif dari TVRI, yakni konten dewasa. Para orang tua, guru, ulama, dan yang peduli terhadap masa depan Indonesia pastilah cemas dan tidak mengharapkan itu terjadi.  Bagaimana mungkin bangsa ini dibangun oleh generasi yang rusak dalam hal akhlak? Setidaknya pertanyaan itulah yang muncul di benak banyak orang.

Meski demikian, tidak adakah kesempatan bagi IB untuk menunjukkan kinerja terbaiknya di TVRI yang bebas dari konten dewasa?

Mungkin sebagian orang akan berpikir seperti itu. "Berilah dia kesempatan memajukan TVRI sebaik mungkin! Jika ternyata di tengah jalan dirinya berbuat salah, maka turunkan dia atau boikot TVRI!"

Nah, terkait hal ini, bangsa Indonesia tentu juga ingin mengetahui bagaimana pemerintah dan anggota DPR menyikapinya dan mencari solusi terbaik agar TVRI tetap eksis dan berkontribusi kembali bagi Indonesia.

Bagaimana menurut Anda?

0 comments: